Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 14:47 WIB | Jumat, 22 November 2013

Jerman Desak Percepat Perlindungan Iklim

Menteri Lingkungan Peter Altmeier. (Foto: picture-alliance/DPA)

WARSAWA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Jerman menjanjikan dana lebih besar untuk perlindungan Iklim. Menteri Lingkungan Peter Altmeier mengemukakan janji itu di Konferensi Perlindungan Iklim di Warsawa, Polandia.

"Pemerintah Jerman akan memenuhi target perlindungan iklimnya, yaitu minus 40 persen emisi gas rumah kaca sampai tahun 2020," kata Altmeier di hadapan peserta konferensi, pada Rabu (20/11).

Jerman mendesak agar upaya perlindungan iklim dipercepat. Sampai 2015, harus ada kesepakatan yang mengikat bagi semua negara dan strategi jangka panjang yang bisa segera diterapkan. "Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi," kata Altmeier. Ia juga menekankan, harus ada kriteria yang jelas untuk mengukur upaya apa saja yang telah dilakukan berbagai negara.

Sebelumnya kepada jurnalis, Altmeier menerangkan, yang menentukan adalah apakah kedua pencemar iklim terbesar, yaitu Amerika Serikat dan China akan benar-benar mengubah sikap mereka. Ia menyatakan ada harapan. Pemerintah China sekarang menyadari, tidak mungkin berjalan terus tanpa target perlindungan iklim yang ambisius.

"Semua negara berkembang juga harus menyadari, mereka tidak bisa hanya berharap pada bantuan dari negara lain. Mereka juga harus mulai melakukan sesuatu di negaranya sendiri," kata Altmeier.

 

Siap Kucurkan Dana

Negara-negara industri dalam konferensi iklim tahun lalu di Doha sudah menjanjikan bantuan dana senilai 100 miliar dolar untuk penanggulangan dampak perubahan iklim. Pemerintahan Jerman dalam tahun anggaran 2013 menyiapkan sekitar 1,8 miliar euro. Altmeier menyatakan, Pemerintah Jerman siap mengucurkan lebih banyak dana. Masih dalam tahun ini, Jerman akan menyalurkan dana tambahan 30 juta euro untuk bantuan adaptasi perubahan iklim.

Sejak awal minggu lalu, delegasi dari lebih 190 negara berkumpul di Warsawa, membahas langkah menuju Perjanjian Perlindungan Iklim. Kesepakatan itu diharapkan rampung 2015 dan bisa mulai diterapkan pada 2020. Banyak negara memandang ke Jerman karena keputusannya meninggalkan energi nuklir dan menggantikannya dengan energi terbarukan. Jerman adalah satu-satunya negara industri besar yang mengambil kebijakan itu.

Organisasi pelindung lingkungan Greenpeace menyambut kesediaan Jerman menyalurkan lebih banyak dana untuk adaptasi perubahan iklim. "Ini sinyal penting dalam sebuah konferensi yang sampai saat ini berlangsung negatif," kata Greenpeace dalam sebuah pernyataan.

Organisasi lingkungan WWF mengkritik Polandia sebagai panitia, karena pada saat konferensi iklim berlangsung di Warsawa, Polandia, pada waktu yang sama juga menyelenggarakan Konferensi Internasional Batubara. (Deutsche Welle/AFP/DPA)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home