Jerman Selidiki Pembuhuhan dengan Racun pada Jurnalis Rusia di Pengasingan
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Jaksa Jerman mengatakan mereka sedang menyelidiki percobaan pembunuhan terhadap jurnalis Rusia, Elena Kostyuchenko, yang berbasis di Berlin setelah dia menjadi salah satu dari tiga jurnalis Rusia di pengasingan yang mengalami gejala yang mirip dengan keracunan.
Kostyuchenko, seorang koresponden asing yang mengungkap dugaan kejahatan perang Rusia di Ukraina, Oktober lalu mengalami disorientasi ekstrem, sakit perut, dan ekstremitas bengkak dalam perjalanan kereta api dari Munich ke Berlin.
“Ketika saya keluar di stasiun kereta, saya menyadari bahwa saya tidak tahu bagaimana cara pulang,” tulisnya dua pekan lalu di jurnal sastra n+1. “Saya tahu bahwa saya perlu pindah ke kereta bawah tanah, tetapi saya tidak tahu caranya.”
Dua pekan lalu, portal investigasi The Insider melaporkan bahwa dokter yang mereka konsultasikan mengatakan gejalanya mirip dengan keracunan.
“Kami dapat memastikan bahwa penyelidikan atas percobaan pembunuhan Elena Kostyuchenko sedang dilakukan,” kata juru bicara jaksa Berlin pada hari Jumat (25/8).
The Insider melaporkan bahwa dua jurnalis perempuan Rusia lainnya yang tinggal di pengasingan mengalami gejala keracunan pada periode yang sama: pada Mei 2023, Natalia Arno, presiden Free Russia Foundation yang berbasis di AS jatuh sakit di Praha, ibu kota Ceko. Pada bulan Oktober, jurnalis radio Irina Babloyan jatuh sakit di Tbilisi, Georgia.
Kostyuchenko dan dokternya awalnya yakin dia menderita gejala COVID-19, dan saat tes lengkap dilakukan, sudah terlambat untuk menguji residu racun atau apa pun yang bisa memastikan keracunan.
Jaksa Jerman menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai penyelidikan mereka, dengan alasan sensitivitasnya.
Dia bekerja untuk Novaya Gazeta, surat kabar independen yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian karena liputannya tentang Rusia dan termasuk Anna Politkovskaya, jurnalis yang dibunuh setelah melaporkan perang Rusia di Chechnya, di antara mantan stafnya. Surat kabar tersebut telah ditutup oleh pemerintah Rusia.
Sejak itu dia bekerja untuk situs berita Rusia Meduza yang berbasis di Vilnius, Lithuania. Kini tinggal dalam persembunyian, Kostyuchenko mengatakan dampak keracunan masih menimpanya.
“Saya benar-benar kelelahan meskipun ada pekerjaan yang harus saya selesaikan,” katanya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...