JFW 2015 Tantang Desainer Rancang Seragam Kerja
SATUHARAPAN.COM – Juli Panto Kesuma, Felicia Budi, dan Arlini Hapsari Putri Pramudya keluar sebagai pemenang lomba merancang seragam yang diselenggarakan Bellini, produk tekstil sintetis yang dikenal sebagai tekstil busana resmi untuk pasar lokal ataupun internasional.
Lomba merancang seragam bertema “Priority Banking Frontliner” itu diselenggarakan sebagai salah satu aktivitas dalam Jakarta Fashion Week (JFW) 2015 yang digelar penggal awal November lalu.
Juli, lulusan Whitehouse Institute of Design, Australia, melalui karya bertema “Hears in Colours, Stripe Away” ditetapkan sebagai juara pertama, mengungguli lima finalis lainnya. Ia berhak atas hadiah senilai Rp 30 juta.
Felicia Budi, lulusan London College of Fashion, yang mengambil inspirasi kebaya dan baju koko, dinobatkan sebagai runner up 2 dan berhak atas hadiah uang senilai Rp 20 juta.
Mengusung karya bertema “Royal Glory”, Arlini Hapsari, lulusan Raffles KVB Sydney, Australia, diumumkan sebagai runner up 3 dan berhak atas hadiah uang Rp 10 juta.
Lomba merancang seragam tersebut diikuti 30 desainer muda Indonesia lulusan berbagai sekolah mode dalam negeri dan luar negeri.
Tiga pemenang tersebut lolos dari berbagai tahapan penjurian, termasuk wawancara dan presentasi di hadapan dewan juri yang terdiri atas Musa Widyatmodjo (desainer), Chandra Andriati (Mido Indonesia), Akhmad Hanafi (Femina Group), dan didampingi Lukas Ginting (Bellini).
“Juli kami pilih sebagai pemenang karena memiliki konsep dan kreativitas yang relevan. Kemampuannya dalam mengolah desain di atas standar, namun tetap bisa dipakai,” kata Musa.
Felicia dipilih juri berkat kepiawaiannya meramu busana kebaya dan koko dalam arah desain yang kontemporer untuk diwujudkan sebagai busana seragam. Sementara pemenang ketiga berhasil mengalahkan peserta lainnya berkat konsepnya yang cukup detail.
Potensi Besar Bisnis Pakaian Seragam
Pangsa pasar pakaian seragam dan seragam kerja di Indonesia, seperti ditulis Purwadi Djunaedi di dalam siaran pers berkaitan dengan lomba merancang seragam, memiliki potensi besar, terutama dengan jumlah pekerja di instansi pemerintah dan swasta yang mencapai jutaan orang. Belum termasuk di dalamnya segmentasi pasar anak-anak sekolah, komunitas, serta berbagai organisasi lain yang tumbuh subur seiring semakin terbukanya akses-akses informasi dan komunikasi di tengah masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat pada 2011 menyebutkan industri tekstil di Tanah Air memasuki masa kebangkitan lagi. Industri tekstil, industri garmen, dan usaha kreatif mode dan fashion pernah terpuruk ketika produk Tiongkok, dan juga Korea Selatan, membanjiri pasar Indonesia.
Bukan hanya permintaan pasar yang tinggi, juga semakin banyak investor yang ingin menanamkan modal ke industri ini.
Menteri Perindustrian pada Mei 2013 mengatakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu komponen utama pembangunan industri nasional, yang memiliki tiga peran penting, yaitu penyumbang devisa ekspor nonmigas, penyerapan tenaga kerja, dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Tak mengherankan dukungan pemerintah terhadap industri TPT umumnya, juga industri garmen dan seragam khususnya, positif. Selain dukungan lewat peraturan, bantuan permodalan, bantuan pelatihan dan pendidikan, pemerintah setiap tahun mengadakan pameran rutin. Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan asosiasi di dalam wilayah industri tekstil, contohnya, setiap tahun menggelar pameran Uniform and Work Wears Fair.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...