Jika Anda Berkunjung ke Candi Borobudur, Gunakan Sandal Ini
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pengunjung candi Buddha, Borobudur di Jawa Tengah, kemungkinan harus mengenakan sandal khusus yang dinamai upanat. Ini sedang dalam penelitian yang bertujuan untuk mengurangi keausan batu candi akibat gesekan dengan alas kaki.
Yang memiliki gagasan dan melakukan riset adalah Balai Konservasi Borobudur sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kajian dilakukan untuk mendapatkan prototipe alas kaki (sandal) yang memenuhi kriteria durability, ergonomi, dan keselarasan visual, serta sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lokal Borobudur.
Metode penelitian kajian dilakukan melalui dua tahap, yaitu uji laboratorium terhadap beberapa sampel material alas kaki dan tahap pembuatan sandal khusus. Dan kemudian Upanat Barabudur dibuat dari anyaman daun pandan.
Asal Nama Upanat
Penamaan sandal dengan “upanat” diambil dari Borobudur sendiri yang artinya “alas kaki.” Dan ini merupakan aktualisasi dari Relief Karmawibhangga panel 150 pada Candi Borobudur.
“Awalnya kita mendesain beberapa bentuk. Setelah melalui beberapa literasi bentuk, ternyata ada relief di Candi Borobudur, tepatnya Relief Karmawibhangga nomor 150 tentang alas kaki itu. Maka bentuk sandal ini sama dengan bentuk di panel 150 dan disebut sebagai upanat yang berarti alas kaki,” kata Brahmantara di Magelang, Jawa Tengah, Senin (7/2).
Dari hasil kajian Brahmantara, disimpulkan bahwa penggunaan sandal khusus untuk naik ke Candi Borobudur dapat berpengaruh pada upaya mencegah peningkatan tingkat keausan batu candi khususnya pada bagian batu tangga dan batu lantai.
Beberapa Kali Uji Coba
Sudah dilakukan beberapa kali uji coba dan yang terakhir dilakukan bersamaan dengan uji coba Travel Pattern, yaitu pembuatan jalur-jalur kunjungan ke Candi Borobudur dan potensi wisata di sekitarnya. Travel Pattern dibuat agar kunjungan masyarakat ke Candi Borobudur bisa lebih terarah dan tematik, misalnya mengenai cerita kehidupan maritim atau cerita flora dari relief Candi Borobudur.
Saat uji coba Travel Pattern dilakukan pada akhir Januari 2022. Penggantian alas kaki dilakukan di depan pintu gerbang zona satu (gerbang timur). “Untuk hasil uji coba beberapa kali, setelah penyesuaian dimensi, jarak tali, dan lain-lain, uji coba terakhir kemarin hampir semua pengunjung merasakan nyaman dan enak digunakan,” kata Brahmantara.
Penggunaan alas kaki khusus Upanat Barabudur tidak hanya bermanfaat dalam upaya meminimalisir keausan, namun juga dapat digunakan sebagai media edukasi pelestarian kepada pengunjung. Selain itu, sandal ini juga merupakan program pelestarian berbasis pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh pengrajin di kawasan Candi Borobudur.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...