Joaquin Guzman Gembong Narkoba Meksiko Berupaya Blokir Ekstradisi AS
MEXICO CITY, SATUHARAPAN.COM - Gembong narkoba Meksiko, Joaquin "El Chapo" Guzman, pada Senin (24/2) berupaya memblokir permintaan ekstradisi oleh Amerika Serikat, saat pihak berwenang mencoba mendakwanya dengan beberapa tuduhan, kata sumber yudisial.
Jaksa AS belum mengeluarkan permintaan ekstradisi, namun pada Minggu dan Senin pengacara Guzman mengajukan dokumen hukum untuk mencegah pengadaan sidang di Amerika Serikat, kata sumber itu tanpa bersedia disebutkan namanya.
Hakim Meksiko harus memutuskan apakah akan menyetujui keputusan Joaquin Guzman tersebut.
Sebelumnya pada Minggu, kantor jaksa federal di New York mengumumkan sejumlah rencana untuk mengupayakan ekstradisi Guzman. Gembong narkoba berusia 56 tahun yang ditangkap pada Sabtu (22/2), menghadapi tuduhan perdagangan narkoba di beberapa kota-kota Amerika.
Sementara itu seorang hakim Meksiko memiliki waktu hingga Selasa (25/2) untuk memutuskan apakah akan membuka jalan bagi pengadilan domestik terhadap Guzman atas tuduhan perdagangan narkoba dan kejahatan terorganisir.
Menurut seorang legislator senior dari Partai Republik pada Minggu, Guzman harus diekstradisi ke Amerika Serikat dan diadili, memperingatkan “penjahat kelas kakap terbesar itu” bisa kembali melarikan diri.
Ditangkap
Guzman ditangkap oleh marinir Meksiko pada Sabtu setelah buron selama lebih dari satu dekade, mengakhiri kekuasaan pria yang dituduh menjadi dalang di balik kekerasan narkoba yang merajalela di Meksiko. Dia juga dijuluki “Public Enemy Number One” (Musuh Publik Nomor Satu) di Chicago.
Amerika Serikat, yang terlibat dalam operasi penangkapan Guzman, sebelumnya menawarkan hadiah sebesar 5 juta dolar AS (sekitar Rp 58,8 miliar) untuk informasi yang bisa membuatnya ditangkap, dengan “berbagai dakwaan di berbagai kota” dari New York sampai San Diego.
Ditanya di televisi ABC pada Minggu apakah dia ingin melihat Guzman dibawa ke hadapan pengadilan AS, Ketua Komite Dewan Kemanan Dalam Negeri AS Michael McCaul mengatakan: “Saya inginnya seperti itu. Saya rasa urutan yang benarnya dimulai di Meksiko, sebagai negara yang berdaulat, untuk melakukan penuntutan yang pertama.”
“Namun, dia memiliki sejarah di sini. Dia kabur dari penjara pada 2001. Ada tindak korupsi di negara itu.”
“Saya rasa itu akan menjadi langkah terbaik tidak hanya bagi Meksiko, tapi juga untuk Amerika Serikat, dalam menjamin agar yang terjadi pada 2001 tidak akan terulang,” tambahnya.
Guzman, yang dijuluki penyelundup narkoba terbesar di dunia, ditangkap di sebuah resort pantai, kata pejabat keamanan Amerika Serikat kepada AFP.
Guzman yang mengepalai kartel narkoba Sinaloa, ditangkap saat fajar di Mazatlan di pesisir barat Meksiko.
Dia juga terkenal menjadi dalang kekerasan narkoba yang mencengkeram Meksiko selama beberapa tahun terakhir ini.
Tentara Meksiko mendapatkan informasi dari Drug Enforcement Agency AS dan intelijen Homeland Security.
Guzman mengumpulkan kekayaan yang sangat besar sementara pemerintah melakukan perburuan besar internasional untuk menangkapnya.
“Kami melacaknya secara aktif selama lima pekan. Karena tekanan itu, ia melarikan diri dalam beberapa hari terakhir ke Mazatlan,” kata petugas kepada AFP.
Penyadapan ponsel dan pesawat tidak berawak (drone) telah mendukung operasi penangkapan Guzman.
Drone AS digunakan selama dua pekan antara pertengahan Januari dan Februari di kota Culiacan, penyadapan telepon seluler dilibatkan di Maztlan.
Guzman menyelinap keluar dari Culiacan, ibu kota negara bagian Sinaloa, melarikan diri melalui terowongan di bawah salah satu rumah persembunyian saat marinir Meksiko mengepungnya, lantas melarikan diri ke kota Maztlan, tempat dia ditangkap.
Penangkapan Guzman, yang dianggap sebagai salah satu pengedar narkoba terbesar di dunia, merupakan kesuksesan besar dalam langkah Presiden Enrique Pena Nieto untuk mengendalikan kekerasan narkoba di negaranya. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...