Joas Harap Ketua STT Jakarta Baru Tak Dikira Jual Teh Botol
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STT Jakarta) periode 2011-2015, Joas Adiprasetya, berharap penggantinya tidak dianggap seorang pedagang teh botol. Sebab, Ketua STT Jakarta periode 2015-2019, Yusak Soleiman, memiliki kegemaran yang sama dengannya, yakni mengenakan kaus.
“Saya harap, Ketua STT Jakarta yang baru ini tidak dianggap sebagai tukang teh botol ya, seperti yang pernah saya alami. Kesamaan saya dengan Pak Yusak adalah kami sama-sama gemar mengenakan t-shirt,” kata Joas saat memberi sambutan dalam Serah Terima Jabatan Pengurus STT Jakarta yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-81 Sekolah Tinggi Teologi Jakarta yang mengangkat tema 'Beriman di Tengah Tantangan Zaman', di Kampus STT Jakarta, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, hari Sabtu (26/9).
“Oleh karena itu, saya kira STT Jakarta haru menunggu empat tahun lagi, sampai tahun 2019, untuk memiliki pemimpin yang berpakaian rapi, meskipun Pak Yusak ini berpakaiannya lebih rapi dari saya,” dia menambahkan yang disambut suara tawa para hadirin.
Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STT Jakarta) resmi melantik Pendeta Yusak Soleiman sebagai Ketua STT Jakarta untuk masa bakti 2015-2019.
"Berdasarkan Surat Keputusan Lembaga Perguruan Tinggi Teologi Indonesia Nomor 033/LPTTI/9/2015, melantik Pendeta Yusak Soleiman sebagai Ketua STT Jakarta untuk masa bakti 2015-2019," ucap Bendahara LPTTI, Triswono Nilam, dalam Serah Terima Jabatan Pengurus STT Jakarta, yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-81 Sekolah Tinggi Teologi Jakarta yang mengangkat tema "Beriman di Tengah Tantangan Zaman", di Kampus STT Jakarta, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, hari Sabtu (26/9).
Dalam sambutannya, Pendeta Yusak mengaku memahami keinginan orangtua, gereja, dan masyarakat agar STT Jakarta membentuk orang-orang muda yang mampu melayani dan berkarya berdasarkan keinginan sendiri, kebebasan, dan kreativitasnya. Orang-orang muda juga diharapkan dapat menjadi penjaga tradisi, pemimpin organisasi yang handal, serta pendeta yang rendah hati dan bersahabat.
Namun, dia melanjutkan, jangan melupakan STT Jakarta adalah sekolah teologi yang hanya dapat berhasil sejauh kemampuan yang dimiliki orang-orang muda dan persiapan yang telah dilakukan sebelumnya oleh keluarga, gereja, serta masyarakat bagi anak-anak.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...