Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 05:45 WIB | Minggu, 17 Juli 2022

Joe Biden Bahas Senjata Rudal Regional di Timur Tengah

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, di Jeddah, Arab Saudi. (Foto: Reuters)

JEDDAH, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, membahas senjata rudal regional dan kemampuan pertahanan pada hari Sabtu (16/7) ketika ia bertemu dengan para pemimpin Arab di Arab Saudi. Dia berusaha untuk mengintegrasikan Israel sebagai bagian dari poros baru yang sebagian besar didorong oleh keprihatinan bersama atas Iran, kata seorang pejabat senior pemerintah.

“Kami percaya ada nilai besar dalam memasukkan sebanyak mungkin kemampuan di kawasan ini, dan tentu saja Israel memiliki kemampuan pertahanan udara dan rudal yang signifikan, sebagaimana yang mereka butuhkan. Tetapi kami melakukan diskusi ini secara bilateral dengan negara-negara ini,” kata pejabat pemerintah itu kepada wartawan.

Biden, dalam perjalanan Timur Tengah pertamanya sebagai presiden, berfokus pada pertemuan puncak yang direncanakan dengan enam negara Teluk, serta Mesir, Yordania dan Irak.

Biden membutuhkan bantuan raksasa OPEC Arab Saudi pada saat harga minyak mentah tinggi dan masalah lain yang terkait dengan konflik Rusia-Ukraina. Dan juga saat ia mendorong upaya untuk mengakhiri perang Yaman, di mana gencatan senjata sementara diberlakukan. Washington juga ingin mengekang pengaruh Iran di kawasan itu dan pengaruh global China.

Pejabat administrasi mengatakan AS berharap akan melihat peningkatan produksi OPEC+ dalam beberapa pekan mendatang. Biden diperkirakan akan menekan produsen minyak di negara Teluk lainnya untuk memompa lebih banyak minyak. Aliansi OPEC+, yang mencakup Rusia, bertemu berikutnya pada 3 Agustus.

Presiden AS, yang memulai perjalanannya ke kawasan dengan kunjungan ke Israel, akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan para pemimpin Mesir, Uni Emirat Arab dan Irak sebelum mengambil bagian dalam KTT yang lebih luas di mana ia akan “menjabarkan dengan jelas” visi dan misinya: strategi untuk keterlibatan Amerika Serikat di Timur Tengah, kata penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan pada hari Jumat (15/7).

“Dia bermaksud memastikan bahwa tidak ada kekosongan di Timur Tengah untuk diisi oleh China dan Rusia,” kata Sullivan. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home