Joe Biden: Mundur dari Kherson, Rusia Hadapi Masalah Nyata dalam Perang
NATO: Ukraina tetap mendapatkan dukungan bipartisan dari AS.
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan bahwa penarikan tentara Rusia dari kota strategis Ukraina, Kherson, menunjukkan Moskow memiliki "masalah nyata" dalam perang.
“Ini bukti fakta bahwa mereka memiliki beberapa masalah nyata, Rusia, militer Rusia,” kata Biden kepada wartawan di Washington, hari Rabu (9/11).
Biden berbicara setelah pemilihan paruh waktu di mana Partai Demokratnya tampaknya akan kehilangan kendali atas Dewan Perwakilan Rakyat (kongres) dari Partai Republik, beberapa di antaranya telah berjanji untuk meninjau bantuan militer dan kemanusiaan AS ke Ukraina.
“Di bidang kebijakan luar negeri saya berharap kami akan melanjutkan pendekatan bipartisan ini dalam menghadapi agresi Rusia di Ukraina,” tambah Biden.
Rusia memerintahkan pasukannya untuk mundur dari Kherson dan menjadi pukulan besar bagi invasinya di tengah serangan balasan Ukraina.
Dukungan Bipartisan
Sementara itu, Kepala NATO, Jens Stoltenberg, membantah kemajuan Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu AS akan merusak dukungan militer Barat untuk Ukraina.
Menyusul pembicaraan dengan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, Stoltenberg juga berjanji bahwa aliansi “akan terus mendukung (Ukraina) di sekitar Kherson,” setelah Rusia memerintahkan pasukannya untuk mundur dari kota selatan.
Sekretaris Jenderal NATO mengatakan dia tidak bisa berkomentar secara rinci tentang penghitungan yang sedang berlangsung dari pemilihan hari Selasa untuk Kongres AS.
"Tetapi sangat jelas bahwa ada dukungan bipartisan ( dua partai) yang kuat di Amerika Serikat untuk dukungan berkelanjutan bagi Ukraina," katanya kepada wartawan. "Itu tidak berubah dengan pemilihan yang telah berlangsung di Amerika Serikat."
Kongres AS berkomitmen membantu US$ 40 miliar untuk Ukraina pada bulan Mei dengan dukungan lintas partai saat Kiev melawan penjajah Rusia.
Tapi Partai Republik, Kevin McCarthy, yang akan menjadi ketua Kongres, memperingatkan bulan lalu tidak akan ada "cek kosong" untuk Ukraina jika partainya mendapatkan kembali kendali.
Ukraina menikmati dukungan dari sebagian besar basis Partai Republik, meskipun anggota parlemen sayap kanan yang dekat dengan mantan presiden Donald Trump telah menyuarakan kritik terhadap dukungan AS.
Stoltenberg mengatakan "selalu ada beberapa suara yang memiliki pendapat berbeda." Tapi jajak pendapat di anggota NATO menunjukkan bahwa "kami siap untuk terus memberikan dukungan selama diperlukan," katanya di luar 10 Downing Street.
Melatih Militer Ukraina
Sebelum menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjungi perdana menteri Inggris yang baru, Stoltenberg mengamati pasukan Ukraina dilatih oleh perwira Inggris, Kanada, dan NATO lainnya di Inggris selatan.
“Di dunia yang berbahaya, bahkan lebih penting bahwa Amerika Utara dan Eropa berdiri bersama di NATO,” katanya, berterima kasih kepada Inggris atas perannya dalam aliansi yang mendukung Ukraina.
Pada awal pertemuan mereka, Sunak mengatakan kepada Stoltenberg bahwa NATO adalah “landasan keamanan Inggris,” bersumpah bersama “untuk menghadapi ancaman baru yang kita semua lihat” dari Rusia dan tempat lain.
Sunak sedang mempersiapkan pemotongan anggaran yang menyakitkan setelah mewarisi krisis ekonomi dari pendahulunya yang berumur pendek Liz Truss, yang telah berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan Inggris menjadi tiga persen dari PDB.
Stoltenberg berkata: “Di dunia yang lebih berbahaya, kita perlu berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan kita, dan saya benar-benar yakin bahwa Inggris akan terus memimpin dengan memberi contoh dalam pengeluaran pertahanan.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...