Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:41 WIB | Kamis, 17 Maret 2022

Joe Biden Sebut Vladimir Putin Penjahat Perang

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: dok. Ist)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyebut Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai "penjahat perang" pada hari Rabu (16/3)  ketika Moskow mengintensifkan serangannya terhadap Ukraina.

Pernyataan itu ditanggapi Kremlin dengan mengatakan bahwa komentar Biden "tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan".

Biden mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers: "Saya pikir dia adalah penjahat perang".

Ini menandai perubahan dalam retorika Washington yang mengutuk kekejaman yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina, tetapi berhenti memberi label "kejahatan perang", mengutip penyelidikan yang sedang berlangsung oleh organisasi internasional.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan dalam sebuah pengarahan: "Saya pikir dia adalah penjahat perang," menambahkan bahwa Biden "berbicara dari hati," katanya dikutip Al Arabiya.

“(Biden) menjawab pertanyaan langsung yang diajukan dan menanggapi apa yang dia lihat di televisi. Kita semua telah melihat tindakan barbar, tindakan mengerikan oleh diktator asing di negara yang mengancam dan merenggut nyawa warga sipil, berdampak pada rumah sakit, perempuan hamil, jurnalis, dan lainnya, dan saya pikir dia menjawab pertanyaan langsung,” tambahnya.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan bahwa deskripsi Biden tentang Putin adalah "retorika yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan".

“Kami percaya retorika seperti itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan dari pihak kepala negara, yang bomnya telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia,” kantor berita negara Rusia TASS mengutip kata Peskov.

Pernyataan Biden mengenai Putin muncul setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyampaikan pidato video yang berapi-api kepada Kongres AS, meminta lebih banyak dukungan untuk negaranya yang sedang berjuang untuk menahan serangan Rusia.

Presiden AS mengumumkan tambahan US$ 800 juta dalam bantuan keamanan ke Ukraina, termasuk sistem anti-pesawat dan drone.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home