Johan Budi: Sumpah Pemuda, Momentum Pemberantasan Korupsi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam rangka memperingati 85 tahun Sumpah Pemuda, juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi Sapto Prabowo mengatakan bahwa semangat Sumpah Pemuda adalah momentum untuk mengembalikan rasa nasionalisme dalam bentuk gerakan pemberantasan korupsi.
“Sumpah Pemuda ini seharusnya menjadi tonggak atau momentun untuk mengembalikan rasa nasionalisme. Tetapi, makna nasionalisme itu bisa diwujudkan dalam bentuk yang lain, yaitu bersama-sama dalam konteks untuk memberantas korupsi yang menjadi hidup bersama bangsa ini,” kata Johan Budi SP kepada satuharapan.com yang dihubungi pada Senin siang, (28/10) di Jakarta.
Menurut Johan Budi, rasa nasionalisme dapat diungkapkan dalam gerakan pemberantasan Korupsi dan dijadikan sebagai tonggak dalam semangat Sumpah Pemuda. “Rasa nasionalismenya itu dituangkan di dalam upaya gerakan pemberantasan korupsi, jadi ini bisa jadi tonggak untuk itu,” kata pria yang pernah mendapatkan Golden Speaker Award 2013.
Gerakan Kaum Muda
Ketika ditanyakan mengenai semangat kaum muda dalam pemberantasan korupsi, Johan Budi mengatakan bahwa semangat Sumpah Pemuda mesti juga disebarluaskan dan dilakukan oleh orang-orang muda dewasa ini.
“Ya karena di mana-mana sejarah di Indonesia ini kan selalu digerakan oleh kaum muda. Pada 1928 itu oleh pemuda; kemudian, pada kemerdekaan itu digerakan oleh kaum muda. Saat Orde Baru menjadi Orde Reformasi, itu digerakan juga oleh mahasiswa, yang notabene kaum muda. Kaum muda ini punya peran strategis,” ungkap jubir KPK yang pernah menjadi jurnalis itu.
“Nah, sekarang momentumnya, menurut saya, mendobrak untuk memberantas korupsi (dan) mengembalikan nasionalisme melalui pemberantasan Korupsi itu melalui orang-orang Muda,” kata Johan Budi menambahkan.
KPK Tidak Merayakan Sumpah Pemuda Secara Seremonial
Sementara itu, ketika ditanyakan aktivitas KPK dalam memperingati Sumpah Pemuda tahun ini, Johan Budi mengatakan lembaga pemberantasan korupsi tidak merayakan secara seremonial, tetapi mereka memaknai Sumpa Pemuda sebagai momentum kebangkitan rasa nasionalisme dalam bentuk pemberantasan korupsi.
“Kalau secara seremonial di KPK tidak memperingati dengan upacara, tetapi memaknai (Sumpah Pemuda) itu dengan momentum ini sebagai membangkitkan rasa nasionalisme, tetapi dalam bentuk yang lain itu (Pemberantasan Korupsi),” ungkap Johan Budi melalui telepon.
Lahirnya Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Hasrat kuat kalangan muda Indonesia saat itu, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Mereka ini adalah wakil angkatan muda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain.
Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah melahirkan Sumpah yang berbunyi: “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang satu; tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu; bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa yang satu; bahasa Indonesia.“
Dalam sejarah bangsa Indonesia, sudah terjadi banyak perlawanan terhadap kolonialisme Belanda, yang dilakukan oleh berbagai suku di berbagai daerah, baik di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan pulau-pulau lainnya. Namun, karena perjuangan itu sebagian besar bersifat lokal dan kesukuan, maka telah mengalami kegagalan.
Pemberontakan PKI di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dalam tahun 1926 merupakan gerakan yang menimbulkan pengaruh politik yang lintas-suku dan lintas-agama yang penting (karena juga terjadi di Sumatera Barat). Sumpah Pemuda lahir dalam tahun 1928, ketika puluhan ribu orang telah ditahan dan dipenjarakan oleh pemerintah Belanda sebagai akibat pemberontakan PKI dalam tahun 1926.
Berbagai angkatan muda dari macam-macam suku dan agama telah menyatukan diri dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda lewat Sumpah Pemuda, ketika ribuan orang digiring dalam kamp pembuangan di Digul. Adalah penting untuk sama-sama kita perhatikan bahwa tokoh-tokoh nasional seperti Moh. Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir Syarifuddin (Jong Batak), Senduk (Jong Celebes), J. Leimena (Jong Ambon), adalah peserta-peserta aktif dalam melahirkan Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda dicetuskan oleh kalangan muda, ketika Bung Karno aktif melakukan beraneka kegiatan lewat PNI (yang dua tahun kemudian ditangkap Belanda dan diajukan di depan pengadilan Bandung, di mana ia mengucapkan pidato pembelaannya yang terkenal “Indonesia Menggugat”).
Editor : Bayu Probo
Wapres Lihat Bayi Bernama Gibran di Pengungsian Erupsi Lewot...
FLORES TIMUR, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengunjungi seorang b...