Johnny Depp Lontarkan Guyonan Membunuh Presiden
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Bukan Johnny Depp kalau tidak membuat berita dalam sekali pemunculannya.
Gara-gara mengucap: "Kapan terakhir kali seorang aktor membunuh seorang presiden?", ketika tampil sebagai pembicara pada sebuah acara di Festival Glastonbury, Inggris, namanya langsung berseliweran di media-media papan atas dan berbagai kantor berita asing.
Aktor yang sangat dikenal melalui film The Pirates of the Carribean itu seperti mengancam Presiden AS Donald Trump, "Bisakah Anda membawa Trump ke sini?" tanyanya kepada penonton, saat dia mendikusikan film yang pernah ia bintangi pada 2004, The Libertine.
Meskipun kaget, pengunjung festival menanggapi komentar Depp soal Presiden Trump dengan tawa.
Setelah mendapat respons riuh dari khalayak, seperti diberitakan BBC, ia menambahkan: "Anda salah paham. Kapan terakhir kali seorang aktor membunuh seorang presiden?"
Depp, yang mengenakan jeans ketat dan fedora hitam, menyadari komentarnya, yang mungkin merujuk pada pembunuhan Presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln, oleh aktor John Wilkes Booth pada tahun 1865, akan menjadi kontroversial.
Ia menyadari ucapannya akan diberitakan media, dan juga menyadari dampaknya bisa mengerikan, "Itu hanya sebuah pertanyaan, saya tidak menyindir siapa pun."
Johnny Depp bukanlah selebriti AS pertama yang mengisyaratkan membunuh presiden.
Dalam sebuah demonstrasi di Washington DC, bintang pop Madonna pernah mengatakan "ingin sekali meledakkan Gedung Putih". Penyanyi rap AS Snoop Dogg, menembakkan pistol mainan ke karakter Donald Trump dalam video musiknya.
Depp menuai kritik di media social, yang mengemuka beberapa hari setelah seorang pria bersenjata menembak dan melukai anggota kongres Republik dan empat lain di Virginia di AS.
"Ucapan Johnny Depp: 'Kapan terakhir kali seorang aktor membunuh seorang Presiden?' memicu anggota kongres menjadi sasaran dan ditembak beberapa hari yang lalu, "cuit salah seorang pengguna, Chet Cannon, yang merujuk pada insiden penembakan tersebut.
Berbicara kepada BBC setelah acara diskui berakhir, salah seorang penggemarnya mengatakan lebih ingin berjumpa idolanya ketimbang menganalisa pandangan politiknya.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...