Joko Widodo Akan Wajibkan Menterinya Berbatik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden terpilih Indonesia, Joko Widodo akan mewajibkan para menteri yang ada di kabinetnya kelak mengenakan batik lengan panjang setiap hari.
Hal ini dia kemukakan dalam perayaan Hari Batik sekaligus meresmikan sebuah pusat batik yang dimiliki sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (2/10).
“Keinginan kita nantinya yang jadi menteri dan pejabat kalau rapat tidak usah pakai jas tapi pakai batik saja,” kata laki-laki yang baru saja meninggalkan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta itu.
Melalui surat edaran Nomor SE-11/Seskab/X/2013, tertanggal 1 Oktober 2014, Sekretaris Kabinet (Seskab), Dipo Alam meminta para menteri dan seluruh pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK) untuk memerintahkan kepada seluruh pegawai di bawah jajarannya agar memakai baju batik pada Kamis, 2 Oktober.
Dipo Alam juga meminta Menteri Dalam Negeri untuk memerintahkan seluruh gubernur, bupati dan wali kota mewajibkan seluruh pegawai pemda memakai baju batik.
Perintah wajib memakai baju batik, juga dilayangkan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), agar seluruh pegawai BUMN memakai baju batik pada Hari Batik Nasional, 2 Oktober ini dengan mengacu kepada Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 yang salah satu isinya pada 2 Oktober ditetapkan pemerintah sebagai Hari Batik Nasional.
Joko Widodo menekankan bahwa hal kecil seperti ini yang akan membantu meningkatkan perekonomian bangsa.
“Saya membayangkan setiap hari, seminggu empat atau lima kali pakai batik dan peci sehari pakai baju putih. Pakai jasnya setahun sekali saja,” Joko Widodo menambahkan.
Mantan Wali Kota Surakarta ini beralasan bahwa para menteri dan pejabat eselon yang setara menteri mengenakan batik diharapkan industri kecil ikut terbantu.
Tidak hanya seragam batik, akan tetapi juga peci pada menteri laki-laki juga jadi pakaian wajib dalam kabinetnya kelak. Joko Widodo menambahkan dengan menggalakan penggunaan peci setiap hari, maka akan terjadi lonjakan ekonomi yang besar pada perekonomian industri pakaian di Indonesia. "Jumlah penduduk kita 250 juta. Pria dewasa 80 juta. Harga peci rata-rata Rp75.000. Kalau punya peci satu saja, maka 80 juta kali Rp 75.000 bisa Rp. 6 triliun. Kalau punya 2 peci bisa Rp12 triliun," kata Joko Widodo menambahkan.
Bukan hanya batik, kerajinan hasil industri kecil Tanah Air juga harus didorong perkembangannya seperti kalung ikat, sarung oyor dan lain-lain. Laki-laki yang akrab disapa Jokowi sendiri merasa prihatin dengan perkembangan industri batik dan kerajinan tangan di Indonesia yang kurang berkembang sejak 10 tahun terakhir. (Ant).
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...