Jokowi: Asia Pasifik Harus Bangkit Bersama, Kuat Bersama
MATARAM, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara Asia Pasifik yang tergabung dalam APEC untuk bangkit bersama dan kuat bersama.
Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik atau Asia-Pacific Economic Partnership (APEC) perlu bergegas berbenah degan memperkuat kerja sama untuk bangkit bersama, kuat bersama, dan berkelanjutan di tengah pemulihan ekonomi global yang masih penuh dengan ketidakpastian.
Jokowi berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC ke-28 yang digelar secara virtual. Presiden mengikuti KTT tersebut dari Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Jumat (12/11).
“Saya mengajak APEC untuk fokus pada tiga hal. Pertama, kita harus segera membuka mobilitas yang aman di kawasan, untuk mempercepat pemulihan ekonomi,” kata Jokowi.
Seluruh ekonomi APEC harus bersama-sama mempercepat pencapaian target cakupan vaksinasi di kawasan. Juga menyepakati pengaturan jalur khusus bagi pelaku perjalanan tervaksinasi antar ekonomi APEC.
Kedua, ekonomi APEC mewujudkan ekosistem rantai pasok global yang lebih tangguh. Disrupsi terhadap rantai pasok dan logistik global memiliki dampak ekonomi yang besar. Pandemi COVID-19 telah mengajarkan semua negara bahwa rantai pasok global yang hanya bertumpu pada satu atau dua negara sangat rawan, terutama untuk proses produksi vaksin, obat, alat-alat kesehatan, dan produk-produk penting lainnya.
“Kita harus mengoreksinya dengan membangun rantai pasok dunia yang lebih merata di kawasan, untuk memitigasi risiko serupa di kemudian hari. Biaya pengangkutan kontainer yang saat ini naik sampai tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi juga memukul eksportir dan importir. Akar masalah harus dicari dan segera kita selesaikan,” katanya.
Ketiga, transisi menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan dan hijau. Menurut Jokowi, pembangunan ekonomi berkelanjutan dan hijau adalah masa depan ekonomi dunia dan sebuah keniscayaan. Kebijakan pembangunan harus menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan mengatasi perubahan iklim. “Semuanya harus win-win dan berimbang, dan bukan dengan pendekatan zero-sum di antara tiga tujuan itu.”
“APEC harus dapat memfasilitasi investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi rendah karbon. Transisi berkelanjutan dan hijau harus semakin diintegrasikan ke dalam berbagai ranah kerja sama APEC,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...