Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 08:54 WIB | Kamis, 09 Juli 2020

Jokowi Bersyukur RI Naik Status Berpendapatan Menengah Atas

Presiden Joko Widodo. (Foto: Dok.)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo bersyukur Indonesia naik status ke kategori negara berpendapatan menengah atas dari sebelumnya menengah bawah, sebagaimana laporan Bank Dunia pada 1 Juli 2020.

“Kemarin, status Indonesia telah naik dari ‘lower middle income country’ menjadi ‘upper middle income country” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya di acara Peringatan 100 Tahun ITB secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (3/7).

Ia mengatakan saat ini “gross national income” perkapita Indonesia naik menjadi 4.050 dolar AS dari posisi sebelumnya 3.840 dolar AS.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersyukur atas status baru tersebut.

“Kenaikan status ini harus kita syukuri dan kita perlakukan sebagai sebuah peluang agar negara kita Indonesia terus maju, melakukan lompatan kemajuan agar kita menjadi negara berpenghasilan tinggi dan berhasil keluar dari ‘middle income trap’,” katanya.

Secara khusus, Presiden mengajak keluarga besar Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk juga terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Presiden juga berharap ITB terus menciptakan SDM yang unggul dan andal serta menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi rakyat dan masyarakat.

“Selamat ulang tahun ke-100 ITB, dirgahayu Institut Teknologi Bandung,“ kata Presiden Jokowi saat menutup pidatonya.

Modal Menuju Negara Maju

Sementara itu Kementerian Keuangan mengatakan Indonesia yang naik status sebagai negara berpendapatan menengah atas dari sebelumnya menengah bawah merupakan modal yang besar untuk menuju negara maju.

“Ini merupakan penegasan bahwa Indonesia bisa memiliki modalitas segera keluar dari middle income trap,” kata Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Adi Budiarso dalam webinar di Jakarta, Jumat.

Untuk mencapai itu, lanjut dia, tantangan ekonomi berikutnya yang menjadi perhatian adalah fokus memperbaiki daya saing yang saat ini masih ada celah

Berdasarkan peringkat daya saing Indonesia dalam Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2019, Indonesia berada di posisi 50 atau turun lima tingkat dibandingkan tahun sebelumnya berada di posisi 45.

Singapura menjadi negara dari kawasan ASEAN yang menempati urutan pertama dalam GCI itu.

“Kita perlu melihat, apa yang harus kita perjuangkan supaya Indonesia masuk jajaran yang keluar dari middle income trap dan bahkan menjadi kotributor di negara maju,” katanya.

Selain daya saing, inklusi keuangan dan pendalaman sektor keuangan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus dipercepat.

Tak hanya itu, lanjut dia, tata kelola pemerintah hingga ekonomi digital perlu terus didorong sebagai pekerjaan rumah menjadikan Indonesia masuk dalam lima negara besar di dunia tahun 2045.

Bank Dunia pada 1 Juli 2020 mengungkapkan Indonesia kini berapa di urutan negara-negara berpendapatan menengah atas atau upper middle income.

Saat ini, gross national income per kapita Indonesia naik dari 3.840 dolar AS menjadi 4.050 dolar AS.  (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home