Jokowi Dukung Negara Palestina
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Capres Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendukung negara Palestina dan masuk dalam anggota Perserikatan bangsa bangsa (PBB).
Jokowi menyatakan dukungan tersebut dalam debat putaran ketiga yang mengambil tema Politik Internasional dan ketahanan Nasional" dengan moderator Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana di Hotel Holiday Inn Jakarta, Minggu, Malam.
Menurut Jokowi dalam debat tersebut bahwa prinsip dasar politik bebas aktif, dan untuk ketahanan nasional akan memberikan perlindungan kepada warga negara yang berada di luar negeri seperti TKI, serta untuk maritim dan daya saing serta keamanan regional kawasan dan menjaga ketertiban dunia.
Ia mengatakan ada tiga strategi diplomasi yang akan dilakukan antara lain antarpemerintah, antar-bisnis dan antar-sesama warganegara. Selain itu juga perlu adanya pembangunan ketahanan nasional yang kuat.
TKI
Jokowi Widodo mengatakan pemerintah harus tegas dalam mengatasi masalah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri karena ini menyangkut nyawa manusia dan martabat bangsa dan negara.
Ia mengatakan tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri sebelumnya harus dibekali atau dilatih dan administrasinya yang tertib dan kedutaan besar Indonesia yang ada di negara yang banyak tenaga kerja asal Indonesia harus melakukan pendataan secara tertib dan ini menjadi tugas mereka.
"Ya untuk negara yang aturannya tidak jelas mengenai masalah tenaga kerja kita lebih baik tidak perlu mengirim tenaga kerja ke sana," katanya.
Menyinggung mengenai masalah perbatasan Jokowi mengatakan apabila ada masalah harus diselesaikan secara diplomasi dengan mengirimkan diplomat yang handal dan tidak perlu melakukan perang.
Namun menurut Jokowi jika nyata-nyata kedaulatan wilayah negara diduduki pihak asing maka apapun akan dilakukan termasuk harus perang. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...