Jokowi-JK Bisa Entaskan Persoalan Bangsa Bila Punya Figur Kompeten
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Eksekutif IndoStrategi, Andar Nubowo menilai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Terpilih mampu mengentaskan persoalan kebangsaan bila memiliki figur-figur kompeten yang duduk di beberapa kementerian strategis.
"Joko Widodo dan Jusuf Kalla bisa mengentaskan berbagai persoalan kebangsaan jika memiliki figur kompeten untuk menduduki beberapa kementerian, diantaranya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga (Kemendikbudpora), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," ucap Andar dalam acara Diskusi Publik yang diselenggarakan IndoStrategi dengan tema Desain Kabinet Trisakti, di Ruang The Only One, FX Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (9/9).
Dalam diskusi publik itu, turut hadir Philip J. Vermonte (Peneliti CSIS), Retno Listyarti (pengamat pendidikan), dan Ilham Khoiri (Wartawan Kompas) selaku moderator.
Dalam riset yang dipaparkannya, Direktur Eksekutif IndoStrategi itu merekomendasikan pada Jokowi-JK agar posisi-posisi kementerian diisi 60 persen profesional dan 40 persen politisi yang memiliki latarbelakang profesional.
Selain itu, dengan filosofi kabinet ramping, dibutuhkan penggabungan beberapa kementerian dengan ranah kerja serupa, bahkan penghapusan. Hal ini akan mengakibatkan perubahan nomenklatur kementerian.
"Kementerian koordinator diusulkan dihapus, karena kementerian ini memperpanjang jalur birokrasi dan menambah beban anggaran negara. Selanjutnya, keberadaan kementerian koordinator juga kerap menjadi lahan politik bagi-bagi kekuasaan terhadap anggota tim koalisi," ucap dia.
Menurut Andar, Kementerian Dalam Negeri diubah menjadi Kementerian Dalam Negeri dan Kependudukan, Kementerian Perhubungan diubah menjadi Kementerian Perhubungan dan Transportasi Massal, kemudian Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi diubah menjadi Kementerian Tenaga Kerja dan Buruh Migran.
Selanjutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipecah menjadi dua yaitu Kementeriaan Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga, serta Kementerian Pendidikan, Riset, dan Perguruan Tinggi. Sementara itu, usulan baru adalah Kementerian Perekonomian dan Maritim.
Usul Nama
Tidak ketinggalan, IndoStrategi juga mengusulkan sejumlah nama yang layak diusung untuk menempati pos-pos kementerian tersebut.
Untuk menduduki posisi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga, IndoStartegi mengusulkan sosok intelektual yang telah melahirkan puluhan karya, konsisten di bidang pendidikan, dan belum pernah bersentuhan dengan korupsi, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan.
Menurut Andar, Munir Mulkhan memiliki dukungan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam, Muhammadiyah yang punya ribuan lembaga pendidikan dari tingkat TK, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Secara pragmatis, sosok ini juga dianggap punya kedekatan emosional dengan Jokowi-JK, karena pada masa kampanye lalu menjadi relawan yang terjun langsung ke lapangan.
Di Kementerian Kesehatan, guna mengatasi berbagai masalah dan merealisasikan program Indonesia Sehat, Andar mengusulkan nama politisi kenamaan sekaligus dokter spesialis syaraf, Dr. H. Andi Sofyan Hasdam.
Andi Nofyan Hasdam pernah menjabat sebagai Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur (2006-2011. Selama memimpin, sosok tersebut gencar membangun Kota Bontang dengan empat pilar, yakni Bontang Sehat 2008, Bontang Cerdas 2010, Bontang Lestari 2010, dan Bontang Bebas Kemiskinan 2020. Sederet prestasi dan penghargaan pun diraih, salah satunya Millenium Development Goals (MDGs) Award untuk kategori pemerintah kota.
Selanjutnya, guna mewujudkan suara Jokowi-JK dalam pemanfaatan potensi maritim Indonesia yang besar dengan baik dan transparan, IndoStrategi mengusulkan nama Rokhmin Dahuri untuk mengisi kursi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Tidak ketinggalan, kementerian yang juga penting untuk dipertimbangkan yaitu Kementerian Agama dan Urusan Haji, yang diusulkan untuk kembali diisi oleh nama yang saat ini tengah menduduki jabatan tersebut, yakni Lukman Hakim.
Mantan Wakil Ketua MPR RI dari PPP ini namanya semakin dikenal publik karena menurut riset IndoStrategi mampu mengakomodasi semua Ormas Islam di Indonesia.
Metode Riset
Riset IndoStrategi tentang desain kabinet Jokowi-JK 2014-2019 ini dilakukan sejak 5 Agustus hingga 5 September 2014 dengan menggunakan empat metode.
Metode pertama, biografi dari tokoh-tokoh potensial yang selama ini muncul di publik.
Kedua, wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap 30 pakar yang tersebar dalam berbagai kepakaran, di antaranya politik, hubungan internasional, sosial, budaya, hukum, ekonomi, dan perhanan-keamanan.
Ketiga, Focus Group Discussion tiga kali dengan mengundang para pakar di bidangnya dan yang keempat adalah meta analisa media.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...