Jokowi Mendorong Rusia dan Ukraina Kembali Berdialog untuk Akhiri Perang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Indonesia Joko Widodo, di mana Indonesia menjabat sebagai presiden bergilir Kelompok 20 (G20), negara kaya dan berkembang terkemuka, mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk bertemu dengan para pemimpin kedua negara yang bertikai setelah invasi Rusia. Jokowi sebelumnya menghadiri KTT Kelompok Tujuh (G7) di Jerman.
Jokowi berusaha untuk mempertahankan posisi netral Indonesia sejak awal perang, bahkan Jokowi mengundang Presiden Ukiraina, Volodymyr Zelenskyy, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin di KTT G20 di Bali, November mendatang.
Jokowi menawarkan diri untuk menjadi pembawa pesan bagi kedua pemnimpin, dan focus membicarakan perdamaian. Jokowi berharap upayanya akan mengarah pada gencatan senjata dan akhirnya pembicaraan langsung antara kedua pemimpin.
Jokowi mengatakan dia ingin mendorong Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk memulai dialog tentang mengakhiri perang, yang telah menyebabkan kekurangan pangan global dan lonjakan harga komoditas.
“Misi saya adalah membangun perdamaian, karena perang harus dihentikan dan (dampaknya) pada rantai pasokan pangan harus dicabut,” kata Jokowi. “Saya akan mengundang Presiden Putin untuk membuka dialog dan, sesegera mungkin, untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang.”
Invasi Rusia ke Ukraina telah mencekik pasar global dan berkontribusi pada kenaikan harga daging, produk susu, sereal, gula, dan minyak nabati.
“Kunjungan ini tidak hanya penting bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga bagi negara berkembang lainnya untuk mencegah masyarakat negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah jatuh ke dalam kemiskinan dan kelaparan ekstrem,” kata Jokowi.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan penting untuk mencapai dimulainya kembali ekspor gandum dari Ukraina dan ekspor makanan dan pupuk dari Rusia untuk mengakhiri kekurangan dan menurunkan harga.
Meningkatnya biaya minyak goreng mendorong pemerintah Indonesia untuk sementara melarang ekspor produk minyak sawit di tengah serangkaian protes mahasiswa terhadap meroketnya harga pangan. Indonesia melanjutkan ekspor minyak sawit mentah sebulan kemudian.
Indonesia dan Malaysia adalah pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, menyumbang 85% dari produksi global.
Sebagai presiden G-20 tahun ini, Indonesia telah berusaha untuk tetap netral dalam menghadapi invasi Rusia ke Ukraina dan tetap menjaga komentarnya.
Jokowi mengatakan dia menawarkan dukungan Indonesia dalam upaya perdamaian untuk Putin dan Zelenskyy, sebuah langkah yang dilihat sebagai upaya untuk menyatukan forum G-20 yang terpecah oleh konflik yang sedang berlangsung.
Amerika Serikat dan sekutunya di Kelompok Tujuh (G7) negara industri terkemuka, juga bagian dari G-20, telah berusaha untuk menghukum Putin dengan berbagai cara, termasuk dengan mengancam akan memboikot KTT G-20 yang akan diadakan tahun ini di Bali, kecuali jika Putin dikeluarkan dari forum.
Jokowi telah mengundang Volodymyr Zelenskyy ke KTT bersama dengan Putin dengan harapan itu akan menenangkan para pendukung Ukraina dan Rusia dan membatasi gangguan apa pun dari item agenda forum lainnya. Ukraina bukan anggota forum, tetapi Rusia adalah anggota G20.
Jokowi adalah menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi negara-negara yang bertikai itu. Upayanya datang beberapa pekan setelah Rusia mengatakan sedang mempertimbangkan proposal Italia untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri permusuhan pada dasarnya sejauh ini berhenti.
Para menteri luar negeri Ukraina dan Rusia bertemu untuk pembicaraan yang tidak meyakinkan di Turki pada bulan Maret, diikuti oleh pertemuan para delegasi di Istanbul, yang juga gagal membawa hasil nyata. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...