Jokowi Minta CEO Facebook dan Twitter Sebar Pesan Damai
SAN FRANCISCO, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengajak Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg, dan CEO Twitter, Jack Dorsey, menyebarkan pesan perdamaian.
Saat bertemu Mark, di Silicon Valley, Kota San Fransisco, Amerika Serikat, hari Rabu (17/2) waktu setempat, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dirinya telah menyerukan 'empowering leaders of peace' kepada para pemimpin Association of South East Asia Nation (ASEAN) dan Amerika Serikat dalam KTT ASEAN-US di Sunnylands, Kota California, hari Senin (15/2) kemarin.
Berangkat dari hal tersebut, Presiden Jokowi berharap Facebook dapat turut menyampaikan pesan damai ini.
"Saya mengajak Facebook untuk menguatkan penyebaran pesan toleransi, moderasi dan perdamaian", ucap Presiden seperti keterangan tertulis yang diterima satuharapan.com dari Tim Komunikasi Presiden, di Jakarta, hari Kamis (18/2).
Di kantor Facebook, Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, sempat meninjau ruang kerja para pegawai Facebook, berdialog dengan pegawai Facebook dari Indonesia di Roof Top Garden, dan meninjau lokasi demonstrasi Oculus Virtual Reality.
Saat mengakhiri kunjungan di Facebook, Presiden menuliskan pesan singkat "Bersama Damai dalam Harmoni", selanjutnya membubuhkan tanda tangan di dinding Tanda Tangan Facebook.
Selanjutnya, Presiden Jokowi menyambangi Kantor Twitter yang juga terletak di Kota San Francisco, Amerika Serikat. Di sana, Presiden Jokowi pun mengajak Twiter menyebarkan pesan toleransi dan perdamaian dunia.
Kemudian, kepada sang CEO Twitter, Jack, Presiden Jokowi mengatakan Twitter berperan penting dalam demokrasi digital.
"Saya sambut baik peran Twitter sebagai salah satu platform media penting dunia yang menyebarkan berbagai nilai positif bagi masyarakat seperti nilai demokrasi dan good governance," katanya.
Pada kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan harapan agar Twitter dapat meningkatkan kerjasama dengan Indonesia dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan. Seperti disaster response dan menguatkan penyebaran pesan toleransi, moderasi, dan perdamaian.
Pada KTT ASEAN-US di Sunnylands, Kota California, Amerika Serikat, Presiden Jokowi sempat menyampaikan gagasannya untuk memanfaatkan media sosial dalam menghadapi ekstrimis dan teroris. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa penyebaran paham ekstrimis dan ajakan bergabung dengan Foreign Terrorist Fighters (FTF) banyak dilakukan melalui media sosial.
“Oleh karena itu, kita harus bekerjasama dengan media sosial dalam menyebarkan perdamaian dan toleransi sebagai counter narasi”, kata Presiden saat itu.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...