Jokowi Minta Sekolah Tak Sekadar Buat Tas Murid Berat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengatakan nilai-nilai integritas harus ditumbuhkan sejak dini, baik di lingkungan, keluarga, maupun di sekolah.
Dia menilai, masyarakat sering lupa memberi perhatian pada nilai-nilai etika, budi pekerti, kejujuran, integritas, dan mebiarkan anak-anak terbuai bersama nilai-nilai kebudayaan dari Benua Eropa atau Amerika. Padahal, Indonesia memiliki nilai Pancasila dan gotong royong.
“Kita lupa memberi perhatian pada nilai-nilai etika, budi pekerti, kejujuran dan integritas. Kita lupa sekian dekade. Anak-anak kita banyak terbuai oleh nilai-nilai barat. Padahal kita mempunyai nilai-nilai Indonesia, nilai-nilai Pancasila, nilai gotong royong dari budaya lama yang bertahun-tahun sudah kita jalani,” kata Presiden Jokowi saat bersilaturahim dengan 503 Kepala Sekolah Penerima Anugerah Integritas Ujian Nasional terbaik selama lima tahun berturut-turut di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Senin (21/12).
Menurut dia, rumah dan sekolah adalah arena pembelajaran terbaik dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai integritas nilai-nilai kejujuran. Di rumah, anak-anak mendapatkan pengenalan pertama dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya tentang nilai-nilai integritas. Anak-anak akan mendapatkan contoh-contoh pembelajaran karakter yang baik dari lingkungan keluarga mereka. Sementara, ketika memasuki usia sekolah, anak-anak juga mendapatkan nilai-nilai tersebut dari budaya perilaku yang dikembangkan di dalam sekolah.
Presiden Jokowi pun menceritakan pengalamannya ketika menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, saat itu dia pernah ditanyakan oleh Kepala Dinas Pendidikan tentang target dari nilai Ujian Nasional yang harus dicapai dan jika diberi target, Kepala Dinas Pendidikan dan jajarannya akan berusaha untuk mencapai nilai yang menjadi target tersebut.
“Nah ini berusaha yang tidak benar. Bekerja dengan saya bukan nilai UN yang dikedepankan,” ucapnya.
Presiden mengatakan apakah kita akan bangga dengan nilai UN yang sangat tinggi tapi melalui cara-cara yang tidak dapat dibanggakan. “Tidak, saya tidak mau cara seperti itu. Lupakan hal-hal seperti itu,” ujar Presiden.
Dia mengingatkan, masyarakat harus kembali kepada sekolah yang mengajarkan nilai-nilai etika, budi pekerti, integritas, kejujuran, moralitas, kepantasan dan kepatutan, serta mengingatkan siswanya mana yang pantas dan tidak pantas. Sebab, bila ingin menjadikan Indonesia sebuah negara maju, besar, dan memiliki martabat, harus dimulai dari pendidikan yang diberikan oleh guru di tingkat sekolah. “Meski baru dipetik 10-15 tahun,” ujar Presiden Jokowi.
Nilai Fundamental
Presiden Jokowi pun menggarisbawahi, kejujuran adalah nilai fundamental dalam membangun karakter bangsa. Bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain jika memiliki integritas tinggi, pemimpin jujur, dan rakyat yang juga penuh dengan kejujuran dan berintegritas. Menurut dia, banyak bangsa dan negara yang terpaksa menikmati takdirnya sebagai negara gagal karena gagal menjaga integritas dan kejujuran bangsanya.
Untuk itu, Presiden menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas integritas yang telah ditunjukkan para kepala sekolah dalam penyelenggaraan Ujian Nasional. “Bapak-ibu kepala sekolah ini yang telah menjadi contoh bagi bangsa dalam mendidik anak-anak kita,” kata Presiden.
Di tengah-tengah langkanya nilai-nilai integritas, ketika melihat masih ada ribuan sekolah yang menjunjung tinggi integritas ibarat mendapatkan sebuah oasis di tengah padang tandus. “Menjadikan mereka anak-anak yang jujur, berintegritas, menghargai usaha sendiri untuk mencapai prestasi,” kata Presiden.
Tempat Bangun Karakter Bangsa
Lebih lanjut, Presiden Jokowi berharap para kepala sekolah menjaga kejujuran dan integritas sekolah dalam semua aspek kehidupan sekolah. Sekolah, jangan hanya menambah buku-buku pelajaran yang tebal, hingga membuat tas anak sekolah kian berat. Sekolah harus membekali anak didiknya dengan pendidikan etika dan budi pekerti, karakter, mentalitas, serta etos kerja. Jadikan sekolah sebagai tempat terbaik untuk membangun karakter bangsa.
Bagi Presiden kejujuran adalah bagian paling fundamental dari pendidikan karakter. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi zona jujur, zona yang berintegritas, zona di mana kecurangan merupakan perilaku yang tidak boleh ditoleransi.
“Kejujuran bisa dikembangkan ketika mereka mengerjakan tugas-tugas sekolah, menempuh ujian maupun ketika anak-anak berinteraksi diluar kelas,” ucap Presiden.
Editor : Bayu Probo
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...