Jokowi: Silakan Gugat di WTO, RI Tetap Stop Ekspor Bahan Mentah
SURAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa gugatan yang tengah dihadapi Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait larangan ekspor nikel mentah tidak akan menyurutkan niat pemerintah untuk menghentikan ekspor bahan mentah.
Indonesia sudah melihat langsung manfaat kebijakan tersebut dengan lompatan nilai ekspor nikel, kata Jokowi pada pengarahan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret di Surakarta, Jawa Tengah, hari Jumat (11/3).
"Begitu kita bilang stop nikel, stop ekspor bahan mentah nikel, ya kita digugat Uni Eropa, belum rampung sampai sekarang. Enggak apa-apa, ini belum rampung, saya sudah perintahkan bauksit tahun ini stop, biar digugat lagi," kata Jokowi.
"Bauksit stop, nanti tahun depan stop lagi tembaga atau timahnya, biar digugat lagi. Enggak apa-apa digugatin terus, belum tentu kita kalah, tapi belum tentu juga kita menang," katanya. Kebijakan penghentian ekspor tambang bahan mentah adalah wujud dari keberanian mentransformasi ekonomi yang akan memberikan manfaat dan peluang jangka panjang demi stabilitas.
Indonesia sebelumnya hanya menangguk pendapatan nilai perdagangan sekira Rp15-20 triliun ketika masih mengekspor nikel mentah. Angka itu melonjak jauh menjadi Rp 300 triliun pada 2021 setelah menerapkan kebijakan ekspor nikel dalam bentuk setengah jadi dan jadi.
"Keberanian itu harus kita lakukan, kalau kita enggak pernah mencoba kita enggak akan pernah tahu menang atau kalah, kita benar atau enggak benar," katanya. "Tapi yang ini bener, itu bener. Kita tahu karena dari Rp 15 triliun melompat jadi Rp 300 triliun."
Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak tertutup dan siap menjalankan kerja sama perdagangan dengan negara lain terkait bahan tambang mentah, asalkan ada arus balik berupa pembangunan industri di Tanah Air. "Bisa kerja sama dengan BUMN kita, swasta kita atau mereka sendirian juga tidak apa-apa asalkan di Indonesia," katanya.
"Enak banget kita setorin mereka bahan bakunya...Pajak mereka yang dapat. Pembukaan lapangan kerja mereka yang dapat. Terus kita dapat apa? Ya kan? Kita ditakut-takuti terus. Tak gugat di WTO, tak gugat di WTO. Gugatlah," katanya.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...