Jokowi: Situs Bersejarah Bisa Jadi Sarana Kampanye
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo, mengatakan bahwa situs bersejarah bisa menjadi sarana kampanye yang mendidik. Itu sebabnya partainya menggunakan cara ini.
Pria yang biasa dipanggil Jokowi itu mengakui gaya kampanye PDI-P dalam pemilu kali ini berbeda dari partai lain. Pada hari Minggu lalu, misalnya, PDI-P berkampanye di tempat-tempat bersejarah di Ibu Kota.
"Kampanye tidak selalu harus dilakukan dengan cara mengumpulkan massa. Kalau di Jakarta akan mengganggu orang lain," kata Jokowi Selasa (18/3) malam saat meninggalkan kantornya di Balaikota, Jakarta, seperti dikutip Antara.
Jokowi mengatakan bahwa kampanye ini dilakukan dengan menelusuri jejak perjuangan Bangsa. "Memang kita kemarin mengikutin patriot trail dari Museum Kebangkitan Nasional, Gedung Kongres Pemuda, Gedung Pancasila. Semua itu menunjukkan negara ini negara punya sejarah perjuangan yang besar, punya jejak yang jelas untuk dijelaskan, kemerdekaan bukan didapatkan dengan enak," kata dia.
Jejak perjuangan bangsa bisa digunakan menjadi sarana kampanye. "Itu alat kampanye yang mendidik," kata dia.
Rencananya kampanye serupa akan diterapkan di daerah lain selain Jakarta. "Di luar Jakarta juga ada banyak situs sejarah. Patriot trail atau heritage trail," kata dia.
Dalam kampanye terbuka perdananya, Jokowi menjadi juru kampanye PDI-P bersama beberapa tokoh partai tersebut, antara lain Sekretaris Jenderal PDI-P, Tjahjo Kumolo, Wasekjen PDI-P, Hasto Kristianto, dan Teten Masduki.
Kampanye PDI-P itu dengan mengunjungi gedung bersejarah, antara lain Museum Kebangkitan Nasional di Jalan Abdurrahman Saleh No. 26. "Di tempat ini, organisasi pergerakan moderen Indonesia dimulai. Di sinilah kebangkita nasional kita dimulai, dan kita berharap dari sinilah kebangkitan Indonesia baru, “Indonesia Hebat” dimulai juga," kata Jokowi di Musem Kebangkitan Nasional.
Kampanye dilanjutkan di Gedung Museum Sumpah Pemuda Jalan Kramat Jaya No.106, kemudian Gedung BPUPKI atau Gedung Pancasila Jalan Pejambon No 6, Jakarta Pusat, Gedung Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol No 1, Jakarta Pusat, dan Masjid Sunda Kelapa untuk makan siang bersama rakyat sekaligus melakukan shalat dhuhur.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...