Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tahun 2019
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesia ditargetkan mencapai pertumbuhan 8 persen pada tahun terakhir masa pemerintahan Joko Widodo yaitu pada tahun 2019. Sementara itu pertumbuhan ekonomi tahun 2015 ditargetkan sebesar 5,8 persen, tahun 2017 sebesar 6 persen, dan 2018 sebesar 7 persen.
Target-target itu tertuang dalam Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang telah disahkan Presiden melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019.
Presiden Joko Widodo secara resmi telah menandatangani Perpres tersebut pada 8 Januari lalu. Dalam lampiran Perpres tersebut, disebutkan jumlah kebutuhan investasi pada 2015 sebesar Rp 3.945 triliun. Kemudian, kebutuhan itu naik menjadi Rp 5.188 triliun pada 2017, dan menjadi Rp 6.947 triliiun pada 2019.
Pemerintah juga menargetkan untuk mengendalikan laju inflasi di 5,8 persen pada 2015, kemudian turun bertahap menjadi 4,0 persen di 2017, dan menjadi 3,5 persen di 2019.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pada Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional 2014, 18 Desember lalu, mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tujuh persen pada 2017 dengan percepatan perbaikan fundamental perekonomian.
"Kita terus memperbaiki fundamental perekonomian, rasio kredit bermasalah ditekan, defisit fiskal dan transaksi berjalan dikurangi, maka sangat dimungkinkan 2016 tumbuh enam persen, dan 2017, 7 persen," kata Bambang.
Menurut lampiran Perpres mengenai RPJMN 2015-2019, pemerintah akan memprioritaskan pembangunan nasional untuk mencapai kedaulatan pangan, ketersediaan energi, dan pengelolaan sumber daya maritim serta kelautan, dalam lima tahun ke depan.
Pemerintah juga berkomitmen mengarahkan pembangunan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, dengan mendorong warga Indonesia memiliki jiwa gotong royong, dan harmonis dalam kehidupan antarkelompok sosial.
Pemerintah ingin postur perekonomian sesuai dengan pertumbuhan yang berkualitas. Artinya, pertumbuhan ekonomi harus bersifat inklusif, berbasis luas, dan berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pertumbuhan berkualitas itu dicapai secara bersamaan dengan meraih keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, dan mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.
Dalam satu tahun pertama, yakni pada 2015, agenda pembangunan bertujuan membangun fondasi untuk akselerasi pembangunan yang berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya.
"Hal itu disamping melayani kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat yang tergolong mendesak," tulis pemerintah dalam Perpres tersebut.
"Dengan demikian, strategi pembangunan jangka menengah, termasuk di dalamnya strategi pada tahun pertama, adalah strategi untuk menghasilkan pertumbuhan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkelanjutan," kata Perpres itu.
RPJMN 2015-2019 merupakan visi, misi, dan agenda (Nawa Cita) Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, dengan menggunakan Rancangan Teknokratik yang telah disusun Bappenas dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.(Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...