Jokowi: Tol Langit Bukan Kepentingan Ekonomi Semata
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pembangunan konektivitas digital atau tol langit oleh pemerintah bukan hanya untuk kepentingan ekonomi.
"Kita juga membangun konektivitas digital yang menghubungkan seluruh pelosok Nusantara melalui tol langit. Semua ini bukan hanya untuk kepentingan ekonomi semata, bukan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Jumat (26/2).
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut dalam peluncuran Program Konektivitas Digital 2021 dan Prangko Seri Gerakan Vaksinasi Nasional COVID-19 yang juga dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan pejabat terkait lainnya.
Menurut Presiden Jokowi, dalam 5 tahun terakhir pemerintah telah bekerja keras membangun konektivitas nasional.
"Melalui pembangunan tol laut, jaringan rel kereta api, pembangunan jalan tol, pembangunan jalan-jalan di perbatasan, pembangunan bandara, pembangunan pelabuhan-pelabuhan," ungkap Presiden.
Presiden menyatakan bahwa pembangunan konektivitas berbagai lini tersebut adalah untuk merangkai Indonesia yang sangat besar.
"Yang berpulau-pulau untuk mempercepat pelayanan pendidikan, mempercepat pelayanan kesehatan, mendukung sinergi budaya nusantara dan tentu saja untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai sebuah bangsa besar," tambah Presiden.
Pembangunan konektivitas digital dan "talent" digital, menurut Presiden Jokowi telah diupayakan pemerintah melalui berbagai program.
"Seperti penyediaan kapasitas satelit multifungsi pemerintah atau SATRIA, pembangunan menara-menara BTS, program 'digital talent scholarship' dan gerakan nasional literasi digital. Saya mengapresiasi semua pihak terutama Kemenkominfo yang telah bekerja keras untuk itu," ungkap Presiden.
Program beasiswa Digital Talent Scholarship (DTS) adalah program untuk meningkatkan keterampilan, keahlian angkatan kerja muda Indonesia dan Aparatur Sipil Negara di bidang Komunikasi dan Informatika dan dibuka bagi 60 ribu peserta agar dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di era Industri 4.0.
"Namun saya mempunyai beberapa catatan, utilisasi Palapa Ring harus ditingkatkan, jangan hanya 50 persen saja. Utilitassi di Indonesia Tengah dan Timur yang masih 20 persen harus digenjot terus," tambah Presiden.
Presiden meminta Menkomminfo Johnny G Plate untuk memastikan agar Palapa Ring tidak hanya berhenti sebagai "backbone saja".
"Tapi harus tersambung ke rumah tangga agar investasi besar di palapa ring segera bisa dimanfaatkan seluruh rakyat kita dan sangat dibutuhkan dalam masa pandemi seperti sekarang ini," ungkap Presiden.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 12.148 kilometer yang menghubungkan 90 kabupaten/kota di seluruh Indonesia,
dengan 57 kabupaten/kota layanan dan 33 kabupaten/kota interkoneksi.
Palapa Ring diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Oktober 2019, setelah Palapa Ring Timur berhasil menghubungkan Papua, Maluku, NTT sampai Pulau Rote. Sementara Palapa Ring Tengah telah selesai awal 2019, dan Palapa Ring Barat telah selesai 2018. (Antara)
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...