JPF Manjakan Pecinta Musik Perkusi di Yogyakarta
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Jogja Percussion Festival (JPF) kembali digelar di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret (Monumen SO 1 Maret). JPF akan digelar selama dua hari (20-21/8) di dua tempat yang berbeda, yaitu Monumen SO 1 Maret pada (20/8) dan Panggung Kinara-Kinari, Candi Prambanan pada (21/8).
JPF yang telah dua kali digelar ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tema yang diangkat untuk perhelatan tahun ini adalah “Re-Connectcussion”. Selain sebagai ajang unjuk kebolehan dari berbagai peserta, festival ini juga bertujuan untuk memanjakan para pecinta musik perkusi di Yogyakarta sekaligus sebagai ajang promosi pariwisata.
“Re-Connection berasal dari tiga suku kata, yakni Re, Connect, dan Percussion. Kami berharap melalui tema ini penyelenggaraan JPF dapat menyambung dan mempertemukan kembali perkusionis, kelompok-kelompok perkusi, dan masyarakat pecinta perkusi di Indonesia, agar tercipta berbagai bentuk interaksi yang intim,” demikian jelas Prayoga, salah satu panitia dalam JPF 2015.
Harapan mengkoneksikan perkusionis dengan masyarakat tampaknya cukup berhasil. Pasalnya dalam perhelatan JPF 2015 untuk hari pertama yang digelar di Monumen SO 1 Maret pada (20/8) malam, banyak masyarakat yang antusias untuk menyaksikan. Halaman Monumen SO1 Maret tampak disesaki para pengunjung. Bahkan tak sedikit pengunjung yang tidak dapat memasuki venue acara dan terpaksa menyaksikan di balik pagar Monumen SO 1 Maret.
Para pengunjung dimanjakan dengan sajian musik perkusi lintas genre. Tak hanya musik lintas genre, perhelatan di hari pertama itu juga menyajikan berbagai alat musik yang tidak termasuk ke dalam kategori perkusi, semisal munculnya alat musik angklung. Namun, perpaduan dari alat musik perkusi dan non-perkusi tersebut mampu menghadirkan alunan melodi yang sangat indah.
Tahun ini, JPF menampilkan berbagai peserta dari beberapa daerah di Indonesia. Mereka antara lain Bale Kambang (Yogyakarta), Bambosa (Yogyakarta), Basingsai (Yogyakarta), Cablaka dari SMP N 1 Cilacap, Duo Percussion (Jakarta), Grove N Roll (Jakarta), Kesper (Kelompok Studi Perkusi) dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Malinke (Surakarta), Saedrum (Semarang), Singer (Lampung), dan Svara Samsara (Jakarta).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...