Jumat Agung di Seberang Istana, 12 Pendeta Pimpin Ibadah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ibadah Jumat Agung yang diselenggarakan oleh jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelia dipimpin oleh 12 pendeta dari berbagai denominasi gereja. Dalam ibadah ini digelar sakramen perjamuan kudus dan juga tradisi gereja pembasuhan kaki, ibadah ini diadakan di seberang Istana Merdeka, dalam suasana panas terik dan berganti guyuran hujan, Jumat (18/4).
Pendeta Sonny Dandels dari Gereja Masehi Injili Sangir Talaut (GMIST), memimpin ibadah yang secara bergantian membacakan liturgi bersama dengan Pdt. Palti Panjaitan (HKBP Filadelfia), Pdt. Roy Simanjuntak (HKBP), Pdt. Rospita Sinaga (Gereja Kristen Setia Indonesia), Pdt. Erwin Marbun (HKBP), Pdt. Dapot Siregar (HKBP Menteng Gembira), Pdt. R. Ginting (GBKP Klasis Jakarta), Pdt. Binsar Pakpahan (STT Jakarta), Pdt. Hiburyanti Marbun, Pdt. Boas Tarigan (GKI Palsigunung Depok), Pdt. Stephen Suleeman (STT Jakarta/GKI Gading Indah) dan Pdt. Evangeline Pua (GKI Kemang Pratama).
Ibadah yang dimulai dalam kondisi terik matahari, dihadiri juga oleh puluhan anak-anak dan remaja. Mereka tampak tekun mengikuti ibadah, walaupun harus mengenakan payung karena panas. Beberapa jemaat merasa haru ketika berkesempatan maju dan mendapatkan pelayanan pembasuhan kaki, tanda pengorbanan dan keteladanan yang dilakukan oleh para pendetanya. Beberapa ibu-ibu terdengar isak tangis, pada waktu mereka mendapat pelayanan tersebut.
Menjelang sakramen perjamuan kudus, berupa roti dan anggur yang dibagikan kepada jemaat oleh para pendeta, cuaca berubah menjadi mendung, dan turun hujan. Sakramen ini tetap berlangsung dalam suasana hujan yang kian deras. Para petugas dengan payung dan tenda-tenda mengantisipasi agar ibadah tetap berlangsung.
Ibadah diakhiri dengan ke dua belas pendeta berjajar, mengangkat tangannya tanda berkat bagi jemaat yang tetap setia berdiri di lokasi ibadah di seberang Istana Merdeka.
Berdamai dengan Tuhan dan sesama
Pdt. Evangeline Pua dalam kotbahnya yang bertema "Menjadi Manusia yang Melihat Tuhan", menyampaikan bahwa Ibadah yang digelar ini adalah bagian dari tugas panggilan yang harus dilaksanakan orang beriman untuk tidak pernah berhenti menyatakan kasih Tuhan, bagi semua orang.
Yesus Kristus yang diperingati kematiannya pada hari Jumat Agung menjadi pengingat bagi jemaat bahwa Yesus Kristus menampakkan cara yang berbeda, yang dari ucapan-ucapannya justru seringkali bertentangan dengan cara-cara dunia. Hal ini mendorong jemaat agar dapat hidup seperti teladan Yesus, yang walaupun dihina, didera dan dikorbankan, menjadi teladan bagi manusia yang taat kepada kehendak Allah.
Pesan Jumat Agung juga mengingatkan hidup yang selaras, karena berdamai dengan Allah dan sesama. HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin menandai perjuangan panjang menegakkan pilar demokrasi, dan dengannya berarti juga mengupayakan hadirnya tanda kerajaan Sorga.
Berdamai dengan sesama, yang kembali mengingatkan walaupun kelihatannya apa yang dilakukan oleh ibadah diseberang istana dan apa yang diperjuangkan oleh jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia terlihat kecil dan sepele, namun turut memberikan kontribusi dalam hidup berbangsa, dan mengingatkan masih ada masalah yang dihadapi bangsa.
"Dengan ketekunan walaupun kecil, setia berbakti walaupun fasilitas dibatasi. Biarlah perjuangan gereja, walaupun jemaat harus duduk di atas aspal, kita belajar pada keteladan Kristus," kata Evangeline Pua.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...