Jumat Sore, IHSG Melemah Tipis, Rupiah Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (17/1) ditutup melemah 0,29 poin setelah sebagian pelaku pasar mengambil posisi ambil untung. Mata uang rupiah pada Jumat sore menguat menjadi Rp 12.080 per dolar AS setelah data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi.
IHSG BEI ditutup turun sebesar 0,26 poin atau 0,01 persen ke posisi 4.412,23. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,04 poin (0,14 persen) ke level 745,34.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar mencoba untuk melakukan aksi ambil untung, sementara sebagian lainnya masih tetap mengakumulasi saham.
"Beberapa pelaku pasar asing cenderung keluar dari pasar, tercatat investor asing membukukan `net sel`," katanya.
Dalam data Bursa Efek Indonesia, pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih (foreign net sell) senilai Rp 21,919 miliar pada Jumat (17/1) ini.
Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan secara teknikal, koreksi indeks BEI pada akhir pekan ini berpotensi kembali terjadi pada perdagangan selanjutnya.
"Setelah mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir, realitas koreksi membayangi pelaku pasar," katanya.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan pada pekan depan (Senin 20/1), di antaranya Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Jasa Marga (JSMR), Astra Agro Lestari (AALI), Telekomunikasi Indonesia (TLKM).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 176.568 kali dengan volume mencapai 3,002 miliar lembar saham senilai Rp 3,441 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 146,94 poin (0,64 persen) ke level 23.133,35, indeks Nikkei turun 12,74 poin (0,08 persen) ke level 15.734,46 dan Straits Times menguat 6,89 poin (0,22 persen) ke posisi 3.147,33.
Rupiah Jumat Sore Menguat Menjadi Rp 12.080
Mata uang rupiah pada Jumat sore menguat menjadi Rp 12.080 per dolar AS setelah data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 19 poin ke posisi Rp 12.080 dibanding kemarin, Rp 12.099 per dolar AS.
"Momentum penguatan mata uang dolar AS sedikit tertahan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah setelah dilaporkannya data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa salah satu data pemerintah Amerika Serikat menunjukkan harga konsumen masih tetap berada di bawah target bank sentral AS (the Fed), sementara data klaim pengangguran cukup positif yang mensinyalkan pemulihan pasar pekerjaan AS.
Ia menambahkan, pergerakan mata uang rupiah selanjutnya kemungkinan akan ditentukan oleh data ekonomi China yang akan dipublikasikan pada pekan depan.
"Data ekonomi China diperlukan karena negara itu merupakan salah satu tujuan ekspor Indonesia," kata dia.
Ia mengatakan bahwa data ekonomi China yang akan dirilis pada pekan depan di antaranya, produk domestik bruto kuartal empat 2013 dan "industrial output" China selama bulan Desember 2013 serta laporan penjualan ritel.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (17/1), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 12.127 dibanding sebelumnya (16/1) di posisi Rp 12.117 per dolar AS. (Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...