Jumlah Kematian Akibat COVID-19 Secara Global Naik Lagi
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Setelah lima pekan penurunan kematian akibat virus corona, jumlah kematian yang dilaporkan secara global meningkat empat persen pekan lalu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam penilaian mingguan pandemi yang dikeluarkan pada hari Kamis (16/6), badan kesehatan PBB itu mengatakan ada 8.700 kematian akibat COVID-19 pekan lalu, dengan lonjakan 21 persen di Amerika dan peningkatan 17 persen di Pasifik Barat.
WHO mengatakan kasus virus Corona terus turun, dengan sekitar 3,2 juta kasus baru dilaporkan pekan lalu, memperpanjang penurunan infeksi COVID-19 sejak puncaknya pada Januari.
Namun, ada lonjakan infeksi yang signifikan di beberapa wilayah, dengan Timur Tengah dan Asia Tenggara melaporkan peningkatan masing-masing sebesar 58 persen dan 33 persen.
“Karena banyak negara telah mengurangi pengawasan dan pengujian, kami tahu jumlah sebenarnya tidak dilaporkan,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, awal pekan ini.
Dia mengatakan “tidak ada tingkat kematian akibat COVID-19 yang dapat diterima,” mengingat komunitas global sekarang memiliki vaksin, obat-obatan, dan diagnostik untuk menghentikan virus.
Pemeriksaan Massal di China
Sementara banyak negara kaya di Eropa dan Amerika Utara sebagian besar telah membatalkan pembatasan virus mereka, kebijakan ekstrem COVID-19 China berarti lebih banyak pengujian massal, karantina, dan pengasingan siapa pun yang melakukan kontak dengan suatu kasus.
Ibu kota China membuat sekolah kembali berlangsung secara online pekan ini di salah satu distrik utamanya di tengah wabah COVID-19 baru yang terkait dengan klub malam.
Warga di Beijing masih menjalani tes rutin, kebanyakan setiap hari, dan harus memakai masker dan menggesek aplikasi ponsel untuk memasuki tempat umum dan memfasilitasi pelacakan kasus.
China telah mempertahankan kebijakan "nol-COVID" meskipun ada biaya ekonomi yang cukup besar dan pernyataan dari kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa kebijakan tersebut tidak berkelanjutan.
Vaksin untuk Balita di AS
Minggu ini, pejabat Amerika Serikat selangkah lebih dekat untuk mengizinkan vaksin virus corona untuk anak balita, setelah penasihat vaksin Food and Drug Administration memberikan acungan jempol untuk vaksin dari Moderna dan Pfizer-BioNTech untuk anak balita.
Para ahli dari luar memberikan suara bulat bahwa manfaat suntikan lebih besar daripada risiko apa pun untuk anak di bawah lima tahun, itu kira-kira 18 juta anak muda.
Mereka adalah kelompok usia terakhir di AS yang tidak memiliki akses ke vaksin COVID-19, dan banyak orang tua sangat ingin melindungi anak kecil mereka. Jika semua langkah pengaturan telah selesai, penyuntikan akan tersedia minggu depan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...