Jumlah Warga Turki Ajukan Suaka di Jerman Melonjak
Partai Berkuasa Turki Perintahkan Pembersihan Kader Pendukung Gulen
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Jumlah warga negara Turki yang mencari suaka di Jerman melonjak, menurut data resmi yang dirilis pada hari Jumat (5/8) di tengah kian gencarnya penangkapan massal di Turki atas perintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Jumlah pencari suaka asal Turki mencapai 1.719 orang pada semester pertama tahun ini, hampir menyamai jumlah pencari suaka sepanjang 2015 ketika 1.767 warga negara Turki mengajukan suaka, menurut data Dinas Migrasi dan Pengungsi Federal seperti dilansir surat kabar Tagesspiegel.
Dinas Migrasi dan Pengungsi Federal mengatakan tidak ada indikasi upaya kudeta di Turki pada 15 Juli silam atau penangkapan massal berdampak terhadap jumlah orang yang mengajukan suaka.
Namun, bahkan sebelum upaya kudeta, para aktivis dan negara-negara Barat prihatin atas kondisi penegakan HAM di Turki pasalnya kian banyak jurnalis, blogger dan warga sipil yang diseret ke pengadilan atas berbagai dakwaan termasuk menghina presiden.
Sebagian besar warga negara Turki yang mengajukan suaka berasal dari wilayah Kurdi karena sebanyak 1.510 warga Kurdi Turki mengajukan suaka sejak awal tahun ini.
Partai Berkuasa Turki Perintahkan Pembersihan Kader Pendukung Gulen
Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) sebagai partai berkuasa di Turki memerintahkan pembersihan para kader yang mendukung musuh Presiden Recep Tayyip Erdogan, yakni ulama Fethullah Gulen, menurut laporan kantor berita Anadolu, hari Jumat (5/8).
Dalam surat edaran yang diteken oleh wakil ketua partai Hayati Yazici, ia memerintahkan pembersihan susunan kader partai untuk mendepat mereka yang kedapatan memiliki hubungan dengan Organisasi Teroris Fethullah, istilah yang diberikan oleh pemerintah Turki kepada kelompok yang diduga menjadi dalam upaya kudeta pada 15 Juli silam, menurut laporan Anadolu.
Dekret partai juga menyatakan pembersihan harus dilakukan “tanpa memberikan celah untuk timbulnya masalah atau pergunjingan di dalam partai.”
Pemerintah Turki menuding Gulen memimpin “negara paralel” dan mendalangi upaya kudeta melalui para pendukungnya di jajaran militer meski ulama tersebut membantah keras tudingan itu.
Pihak berwenang Turki melakukan penangkapan massal menyusul upaya kudeta untuk menggulingkan Erdogan.
Lebih dari 60 ribu orang dalam jajaran militer, sistem peradilan, institusi sipil dan pendidikan dipecat, ditahan atau diinvestigasi atas dugaan memiliki hubungan dengan gerakan pimpinan Gulen.
Para jurnalis juga tidak luput dari penangkapan massal karena mereka diduga memiliki hubungan dengan Gulen, namun tindakan tersebut menuai kecaman dari masyarakat dunia. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...