Jusuf Kalla: Industri Pertahanan Harus Semakin Mandiri
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Indonesia berambisi memacu industri pertahanan dan persenjataan. Penguatan dilakukan dengan mendongkrak pembelian produk pertahanan dari industri dalam negeri. Pada kunjungan ke PT Pindad (Persero), hari Rabu (20/1), Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, menekankan kemandirian industri pertahanan. "Komponen lokal harus ditingkatkan agar kita lebih mandiri. Kendaraan militer produksi Pindad, sebagian besar komponen sudah dari domestik dan mesinnya masih impor. Kita akan tingkatkan terus.”
Langkah itu sekaligus wujud keberpihakan Pemerintah terhadap industri domestik yang sekaligus memaksimalkan kapasitas produksi, membuka lapangan kerja, dan menghemat devisa.
Soal kemampuan, katanya, Pindad mumpuni dalam merancang dan membuat kendaraan tempur, persenjataan, dan amunisi.
Secara khusus Jusuf Kalla meminta lembaga negara lebih banyak membeli produk dari Pindad, termasuk pembelian panser Badak yang telah mengantongi sertifikasi pada akhir tahun 2015. "Saya minta TNI, Polri, Kementrian Pertahanan, dan lembaga negara lainnya di Indonesia memberikan order yang lebih tinggi kepada Pindad di tahun 2016 dan ke depannya," kata Jusuf Kalla.
Lebih lanjut, Menteri Perindustrian, Saleh Husin, mengungkapkan, berkembangnya industri pertahanan bakal memacu industri terkait lainnya seperti komponen dan baja.
"Inilah nilai strategisnya industri ini. Kita lebih mandiri, menghemat devisa, menguasai teknologi, memperluas mitra global, dan meningkatkan komponen lokal," katanya.
Begitu pula dengan industri baja, baik hulu hingga hilir, termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi. Saleh menyakinkan, industri pertahanan yang memiliki visi jangka panjang menjadi salah satu fokus pemerintah.
Diretktur Utama Pindad, Silmy Karim, mengatakan pihaknya juga membidik penjualan ekspor. "Potensinya mencapai USD 300 juta dalam dua tahun ke depan. Pasar yang bagus adalah Timur Tengah dan kami siap membuat prototype-nya," katanya.
Tahun ini, pihaknya menargetkan penjualan sebesar Rp 3 triliun. Pindad juga bertekad meluncurkan satu produk per satu triwulan, termasuk di antaranya tank boat dengan (panser) Canon 105 mm dan senapan serbu terbaru SSX 7.62 mm.
Di Bandung, Jusuf Kalla turut didampingi Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, dan disambut pula oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Industri Dirgantara
Jusuf Kalla juga menyambangi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk melihat dari dekat industri manufaktur penerbangan. "Saya mengapresiasi PT DI yang tetap berproduksi meski kita tahu industri ini sangat butuh investasi besar dan teknologi tinggi," katanya.
Dia berharap, BUMN fokus dalam menetapkan strategi bisnis dan menentukan jenis produk. Selain itu, memberikan layanan purna jual yang optimal demi memenangkan persaingan.
Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, mengungkapkan, pihaknya tengah memacu kinerja bisnis melalui produksi pesawat dan bekerja sama dengan negara lain.
"Kita bermitra dengan Korea Selatan, Korea Airspace Industries untuk memproduksi pesawat jet tempur KFX/IFX, termasuk juga di dalamnya maintenance, modification, dan upgrading," kata Budi.
Selain itu, PT DI mendapat kepercayaan dari Airbus untuk memproduksai NC 212 di Indonesia. Perseroan juga mengembangkan pesawat komersil N219 dan N245. Tujuannya, mewujudkan konektivitas antar pulau dan memperkuat sinergi industri nasional.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, I Gusti Putu Suryawirawan, mengatakan sebagai negara kepulauan yang luas dan tengah memacu industri dirgantara, maka Indonesia mesti memiliki teknologi, kemampuan produksi, dan memiliki visi pengembangan ke depan.
"Maka industrinya harus menjadi master, menguasai teknologi, dan aktif menjalin kerja sama global serta riset yang kuat," ujar Putu. (kemenperin.go.id)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...