Jutaan Tweet untuk Selamatkan Siswi Nigeria
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Menurut kantor berita BBC pada Selasa (6/5), kampanye melalui Twitter dengan #BringBackOurGirls (bawa kembali anak-anak perempuan kami) sebagai seruan untuk mengembalikan 200-an siswi yang diculik Boko Haram, telah di-tweet jutaan kali.
Kampanye itu dimulai di Nigeria oleh sekelompok orang di Abuja yang hendak mendesak pemerintah agar berusaha lebih banyak untuk menemukan para siswi yang diculik itu dan menyelamatkan mereka.
Ibrahim M. Abdullahi, seorang pengacara di Abuja, adalah salah satu orang yang menggunakan hashtag (tanda pagar #, Red) tersebut. “Awalnya ini bukanlah kampanye terkoordinasi, melainkan hanya sejumlah individu di Nigeria yang membuat tweet untuk meningkatkan kesadaran dengan harapan masyarakat internasional akhirnya akan memberi perhatian.”
Ibrahim mengatakan ada sebuah tim yang terdiri dari 20-30 orang di balik #BringBackOurGirls di Abuja. Tim itu baru-baru ini membuat akun Twitter @BBOG_Nigeria untuk memberi perkembangan terbaru dari kampanye tersebut.
“Kami telah mengaturnya sendiri,” kata Ibrahim, “saya baru saja dari demonstrasi di Abuja untuk menemui Kepala Staf Pertahanan.”
Tujuan dari kampanye itu adalah untuk menarik perhatian dunia. Kenyataanya adalah para siswi itu telah diculik sejak pertengahan April namun tidak ada langkah apa pun hingga Mei ini.
Nama-nama tokoh terkenal seperti mantan Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton dan siswi Pakistan Malala Yousafzai turut memberikan suara dalam kampanye tersebut.
Kicauan Hillary misalnya telah di-retweet sebanyak 11.000 kali. Dalam akunnya tersebut Hillary menulis, “akses pendidikan adalah hak dasar & merupakan alasan yang rendah untuk menjadikan anak-anak perempuan lugu sebagai sasaran. Kita harus berdiri melawan terorisme. #BringBackOurGirls”
Aktor Hollywood Forest Whitaker juga bersuara melalui akun Twitter miliknya. “Mereka telah mematahkan hati kita, mereka tidak akan mematahkan niat kita untuk #BringBackOurGirls. Jika Anda bisa berbicara, berikan suara pada mereka. Jika Anda bisa bertindak, Anda harus. #Nigeria,” tulisnya.
Namun tweet yang paling banyak diteruskan datang dari musisi AS Chris Brown. Ia menulis tiga tweet yang membahas peristiwa yang terjadi pada para siswi tersebut. Tweet tersebut paling tidak telah di-retweet sebanyak 30.000 kali.
Sekarang kampanye tersebut telah menjadi tren internasional. Yang menarik dari kampanye itu bukan hanya apa yang dituliskan, melainkan dari mana tweet itu dikirimkan. Sejak 4 Mei, sekitar 22 persen tweet datang dari Nigeria, sementara itu 44 persen tweet datang dari AS.
Tanda pagar itu kini digunakan dari seluruh dunia. Media sosial seperti Facebook dan Google+ digunakan untuk menggalang acara dan liputan media internasional. Sebuah petisi online (daring atau dalam jaringan) yang menyerukan aksi bersama sejauh ini telah menerima hampir 300.000 dukungan dan sejumlah unjuk rasa telah direncanakan di luar kantor-kantor kedutaan besar di London dan Washington.
Menariknya, beberapa unjuk rasa yang menyerukan aksi bersama digalang hanya secara daring. Misalnya social media march mendesak pengguna Twitter, Facebook, BBM, Instagram, Whatsapp, dan media lainnya untuk 200 menit meningkatkan kesadaran tentang penderitaan anak-anak.
Jadi apakah media sosial di dunia digital akan diterjemahkan ke dunia nyata? “Tentu. Sejauh ini, kampanye ini telah membuat perubahan,” kata Ibrahim. “Saya sungguh senang #BringBackOurGirls telah menjadi begitu besar. Tekanan telah meningkat dan Pemerintah Nigeria tidak memiliki pilihan selain duduk dan menemukan solusi.”
Juru bicara #BringBackOurGirls Rotini Olawale mengatakan, “kami dikuatkan dengan berbagai respons yang diberikan masyarakat internasional dan kami berharap mereka dapat terus bersuara. Setiap hari anak perempuan yang hilang semakin bertambah.”
Ia menambahkan, “kami ingin pemerintah untuk mengatakan kepada kami upaya apa yang pemerintah lakukan untuk menemukan anak-anak itu. Ratusan polisi telah dikerahkan untuk World Economic Forum (Forum Ekonomi Dunia) pekan ini.”
“Jadi mengapa tenaga tidak bisa dikerahkan juga untuk mengembalikan anak-anak perempuan itu dengan selamat?” pungkas Rotini Olawakle. (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...