KA Malabar Terguling, Tiga Korban Meninggal
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Tiga korban meninggal akibat kecelakaan Kereta Api Malabar jurusan Bandung-Malang. Salah satunya adalah pegawai PT KAI.
Dari tiga korban KA Malabar, satu orang dari Malang. Atas nama Ayu Dyah Kusumaningrum. Ia adalah pegawai PT KAI kantor pusat Bandung," kata Kepala Stasiun KA Kota Baru Malang, Muhammad Sofyan, Sabtu (5/4/2014) pagi.
Ada korban yang diketahui meninggal ada tiga penumpang. Di antaranya, Sri Hartanto (60), asal Sleman, Yogyakarta, Kharis Budi Cahyono, asal Jambon, Ponorogo dan Ayu Dyah Kusumaningrum (27) asal Lawang Kabupaten Malang. Diberitakan sebelumnya, KA Malabar mengalami kecelakaan dengan dimasinisi oleh Ujang Didik. Lokomotif yang terguling bernomor CC206 13 55. Kecelakaan terjadi pada pukul 18.46 WIB. KA Malabar itu membawa 7 gerbong yang terdiri dari kereta penumpang, kereta makan, dan kereta bagasi.
Sebelumnya diberitakan, tiga korban tewas dalam kecelakaan KA Malabar di ruas Ciawi-Cirahayu, Tasikmalaya. Selain korban tewas, setidaknya dua orang mengalami luka parah.
Tim Evakuasi Masih Cari Korban Lain
Jumat tengah malam, tim evakuasi gabungan masih mencari penumpang korban kecelakaan kereta api Malabar jurusan Bandung-Solo yang terguling di jalur rel kawasan Kadipaten-Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat malam.
"Betul, masih dicari korban-korban lainnya," kata Kepala Polresta Tasikmalaya AKBP Noffan Widyayoko kepada wartawan di lokasi kecelakaan, Jumat malam (4/4).
Tim evakuasi beranggotakan antara lain TNI, Polri, PT KAI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Ia menuturkan beberapa penumpang terjebak dalam gerbong atau terimpit benda keras material gerbong kereta. Untuk mengatasi impitan gerbong itu, kata dia, diperlukan peralatan khusus seperti las dan lainnya untuk memudahkan proses evakuasi.
"Kita lihat di sini impitan material bangku menyebabkan korban tidak bisa keluar," katanya.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Tasikmalaya mencatat 35 orang mengalami luka dan sudah berhasil dievakuasi untuk mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.
Selain korban luka dikabarkan ada tiga orang tewas. Sebagian besar korban mengalami luka benturan.
Sebelumnya kereta api Malabar melaju dari arah Bandung menuju Tasikmalaya anjlok dan terguling, karena jalur rel terputus akibat tergerus longsor, Jumat sekitar pukul 19.00 WIB.
Lokomotif kereta api dan beberapa rangkaian gerbong di belakangnya terguling keluar dari jalur rel.
Tiga Tewas, Dua Luka Berat
"Korban terakhir yang berhasil dievakuasi masih hidup, sehingga total korban meninggal dunia tiga orang dan dua luka berat," kata Vice Presiden Public Relation PT KAI Sugeng Priyono.
Korban yang tewas dalam kecelakaan itu dua laki-laki dan seorang perempuan. Sedangkan yang luka-luka seorang perempuan dan seorang laki-laki, termasuk korban terakhir yang dievakuasi.
Korban yang luka-luka berat mengalami patah tulang. Korban yang meninggal dunia itu di kereta eksekutif. Korban semuanya dalam satu kereta yang sama.
"Kami sudah cek selain tiga korban yang tewas, dua luka berat. Ada juga yang luka ringan yang kondisinya tidak mengkhawatirkan," katanya.
Sugeng menyebutkan, KA Malabar mengalami anjlok di antara Stasiun Cirahayu dan Stasiun Kabupaten Ciawi Tasikmalaya. KA tujuan Malang tersebut mengangkut 367 penumpang dan 13 kru. Penyebabnya adalah tanah penyangga rel sepanjang 25 meter longsor dengan kedalaman 10 meter.
Penumpang yang selamat telah melanjutkan perjalanan kembali dengan KA lain atau transportasi yang diatur PTKA.
"Penanganan penumpang menjadi prioritas, selain itu evakuasi kereta yang anjlok langsung dilakukan malam ini juga," kata Sugeng menambahkan.
13 kereta memutar akibat kecelakaan KA Malabar
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto, Jawa Tengah, Surono mengatakan bahwa 13 rangkaian kereta api lintas selatan harus memutar akibat kecelakaan yang menimpa KA Malabar di Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Ada tujuh rangkaian KA dari timur dan enam rangkaian dari barat (Bandung) yang harus memutar melalui Cirebon," katanya, di Purwokerto, Jumat malam.
Menurut dia, tujuh rangkaian KA dari timur tersebut, yakni KA Serayu Malam jurusan Purwokerto-Bandung-Jakarta, KA Lodaya Malam jurusan Solo Balapan-Bandung, KA Malabar jurusan Malang-Bandung, KA Kahuripan jurusan Kediri-Kiaracondong, KA Mutiara Selatan jurusan Surabaya-Bandung, KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung, dan KA Pasundan jurusan Surabaya-Kiaracondong.
Sementara enam KA dari arah barat terdiri KA Serayu Malam jurusan Jakarta-Bandung-Purwokerto, KA Mutiara Selatan jurusan Bandung-Surabaya, KA Turangga jurusan Bandung-Surabaya, KA Kahuripan jurusan Kiaracondong-Surabaya, KA Kutojaya Selatan jurusan Kiaracondong-Kutoarjo, dan KA Lodaya Malam jurusan Bandung-Surabaya.
Bahkan, kata dia, KA Pasundan jurusan Surabaya-Kiaracondong yang telah sampai Stasiun Tasikmalaya dan KA Serayu Malam jurusan Purwokerto-Bandung-Jakarta yang telah sampai di Stasiun Banjar harus balik ke Kroya untuk memutar melalui Cirebon.
"Oleh karena harus memutar, setiap rangkaian KA rata-rata mengalami keterlambatan sekitar dua jam," katanya. (Ant/Kompas.com)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...