KAA - Afsel Tertarik pada Batik dan Pembangkit Listrik RI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia dan Afrika Selatan di sela-sela peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) bersepakat meningkatkan kerja sama di sektor ekonomi.
"Hubungan ekonomi Indonesia dengan Afrika Selatan masih rendah. Kami berusaha meningkatkannya di berbagai bidang, termasuk energi dan industri lainnya," kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (23/4) setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam rangkaian acara Konferensi Asia Afrika (KAA).
Kerja sama tersebut sangat kuat karena adanya kesamaan dalam faktor kebudayaan dan kesamaan sejarah, saat ini Indonesia dan Afrika Selatan memiliki kekayaan sumber daya alam yang sama-sama melimpah.
Menurut Wapres, hal tersebut bisa semakin mempersatukan kedua negara serta meningkatkan hubungan di bidang ekonomi.
"Kami membicarakan hubungan bilateral baik hubungan ekonomi dan hubungan sosial lainnya. Banyak hal yang mempersatukan kita," kata Jusuf Kalla.
Pada kesempatan yang sama, Wapres Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan minatnya untuk membangun "smelter" serta pembangkit listrik di Indonesia.
"Indonesia dan Afrika Selatan sama-sama memiliki sumber batu bara yang melimpah. Kami juga berminat mengembangkan pembangkit listrik, dan Indonesia sedang mencari sumber listrik baru. Apapun investasi yang akan kami bangun nanti, apabila ada perusahaan yang akan menindaklanjuti ini maka kami berharap bisa meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara," kata Ramaphosa.
Wakil Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengakui keberadaan batik sebagai perekat hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan.
"Batik adalah pakaian spesial dan itu meningkatkan hubungan antara dua negara," kata Ramaphosa usai pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rangkaian Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Kamis.
Di Afrika Selatan, batik yang biasa disebut Kemeja Madiba adalah pakaian yang kerap dikenakan oleh mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
Ramaphosa mengatakan kedua negara memiliki kedekatan dari segi sejarah, seperti sama-sama pernah menderita akibat penjajahan asing.
Ia menambahkan pertemuan bilateral dengan Wapres JK juga membicarakan potensi kerja sama lainnya terkait ekonomi di Asia serta isu tentang pertahanan. Ia juga berharap bahwa peringatan ke 60 tahun KAA dapat merekatkan hubungan negara-negara Asia Afrika untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup.
"Sehingga orang-orang dari negara-negara Afrika dan Asia bisa menjalani hidup yang lebih baik lagi. Kita bersama-sama bersatu melawan kolonialisme," kata Ramaphosa. (Ant).
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...