Kabul Tolak Permintaan AS Segera Tandatangani Pakta Keamanan
KABUL, SATUHARAPAN.COM - Afghanistan menolak permintaan Amerika Serikat untuk segera menandatangani pakta keamanan, dan bersikeras bahwa dokumen tersebut harus menunggu hingga pemilu presiden tahun depan.
Washington memperingatkan Afghanistan pada Kamis (21/11) untuk segera menandatangani pakta Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA), dengan pejabat tinggi yang mengiyaratkan bahwa penundaan setelah akhir tahun ini bisa mengakibatkan tidak ada pengerahan pasukan AS pasca 2014.
Presiden Afganistan, Hamid Karzai, mengatakan bahwa pakta yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh loya jirga, pertemuan kepala suku, hanya dapat ditandatangani “saat pemilihan umum kami dilakukan secara benar dan bermartabat.”
Juru bicaranya, Aimal Faizi, menyampaikan sikap tegas terhadap isu tersebut pada Jumat (22/11). “Keamanan, perdamaian dan pemilu yang baik adalah kunci untuk menandatangani BSA,” kata juru bicara tersebut kepada AFP.
“Mari kita tunggu dan lihat apa yang akan diputuskan loya jirga terhadap dokumen tersebut. Jika disetujui, seperti kata presiden, itu akan ditandatangai setelah pemilu.”
Belum Menentukan
Sebelumnya, AS mengatakan belum memutuskan apakah akan menempatkan pasukan dalam misi antiterorisme dan pelatihan di Afghanistan setelah 2014, meskipun ada konsep perjanjian dengan Kabul.
“Kami belum menentukan apakan keberadaan pasukan di Afghanistan akan diteruskan,” kata Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih.
Earnest mengatakan bahwa semua misi setelah penarikan pasukan pada akhir tahun depan akan menjadi sebuah misi “terbatas” dan membantah laporan yang menyebutkan bahwa misinya bisa memakan waktu sampai 10 tahun.
Earnest juga mengulangi permintaan dari Departemen Luar Negeri kepada Afghanistan agar segera menandatangani konsep perjanjian keamanan sebelum akhir tahun ini, setelah President Hamid Karzai mengatakan dia tidak bisa mengesahkannya sebelum April 2014.
Dia mengatakan bahwa pemerintah AS perlu tenggang waktu sebelum membuat keputusan pengerahan pasukan, dan penundaan yang bekepanjangan dalam penandatangan perjanjian tersebut bisa menghambat proses.
Desakan AS
AS sendiri terus mendesak Afganistan untuk penandatangan pakta keamanan tersebut. “Kita harus bergerak secepat mungkin untuk menandatangani kesepakatan tersebut,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Jen Psaki, mengacu pakta terkait masa depan pasukan AS di Afghanistan.
“Kami sudah dengan jelas menekankan perlunya menyimpulkan ini pada akhir tahun,” kata Psaki.
Baik Washington maupun Kabul telah mengonfirmasi garis besar Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA), ketentuan yang mengatur peran pasukan AS di Afghanistan setelah 2014.
Namun AS ingin bergerak cepat meresmikan kesepakatan tersebut dan mulai merencanakan strateginya setelah tanggung jawab untuk operasi tempur diserahkan kepada pasukan Afghanistan.
Namun Karzai menginginkan kesepakatan tersebut ditandatangani setelah pemilu Afghanistan pada April 2014.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...