Kabut Asap Pernah Berdampak ke Bulu Tangkis Sumbar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Manajer tim bulu tangkis Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Nazaruddin, menceritakan saat bencana kabut asap yang terjadi beberapa bulan di berbagai wilayah di Provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan berdampak ke cabang olahraga bulu tangkis di Sumatera Barat.
Nazaruddin menceritakan bahwa sejak kabut asap terjadi, aktivitas selain olahraga agak kesulitan, karena penduduk Sumatera Barat tidak banyak melakukan aktivitas di luar ruangan.
“Kami (tim bulu tangkis Sumatera Barat, Red) latihan ndak bisa di lapangan fisik, tapi hanya di indoor, kami ndak berani latihan di luar takut terpengaruh kabut asap,” kata Nazaruddin kepada satuharapan.com, di sela-sela Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) 2015 di Gedung Tenis Indoor, Senayan, Jakarta.
“Padahal biasanya kami sebelum latihan teknik, kami pemansan dulu di luar (luar ruangan, Red). Kami (tim bulu tangkis Pengprov PBSI Sumbar, Red) biasanya latihan di GOR H.Agus Salim, Padang,” kata dia.
“Kabut asap memang pengaruh buat kami, karena (di Padang, ibu kota Sumatera Barat, Red) sempat libur satu minggu anak anak sekolah,” kata dia.
“Kami masih mending, bang, karena (Provinsi, Red) Riau (anak-anak sekolah diliburkan, Red) sampai sebulan,” dia menambahkan.
Beberapa waktu lalu, Saiful Asrori Asisten Apoteker Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Kesehatan Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga (PP ITKON Kemenpora) menjelaskan kepada satuharapan.com, bahwa bila ada kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia beberapa waktu lalu, akan berimbas kepada olahraga sehingga aktivitas tersebut harus dihentikan.
“Sebenarnya kalau ada kabut asap harusnya berhenti (berolahraga, Red),” kata Saiful hari Senin (30/11), di Gedung PP-ITKON Kemenpora, Lantai 1, Jl. Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta.
Imbas Kabut Asap hasil Karhutla
Di Asia Tenggara, seperti diberitakan satuharapan.com beberapa waktu lalu, kabut menimbulkan masalah serius dan berulang setiap tahun, terutama antara Mei sampai Oktober, karena pembakaran hutan di beberapa negara, terutama di Indonesia.
Asap dapat menyakitkan mata, mengiritasi sistem pernapasan, memperburuk kondisi penyakit jantung dan paru-paru sampai kronis. Kualitas udara yang tercemar kabut asap, terukur melalui Indeks Pencemaran Udara (IPU), yang merupakan salah satu cara untuk mengetahui tahap buruknya kabut asap.
Dari wikipedia.org dapat diketahui tahap kualitas udara sebagai berikut: Nilai IPU untuk kualitas udara 0-50 berarti baik, 51-100 sederhana, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, 301 - 400 berbahaya,401 - 500 sangat berbahaya, dan lebih dari 501 berarti sangat mencemaskan.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...