Kacapiring, Si Cantik Harum Berkhasiat
SATUHARAPAN.COM - Tanaman kacapiring termasuk salah satu tanaman hias yang memiliki bunga sangat harum. Bunga kacapiring biasanya digunakan dalam karangan bunga atau korsase, namun, selain itu tanaman ini juga dikenal sebagai tanaman obat.
Di Bali, bunga kacapiring dikenal dengan nama jempiring dan merupakan maskot Kota Denpasar. Seperti lazimnya bunga-bunga berbau harum lain, bunga jempiring digunakan untuk kelengkapan bunga upakara pada upacara agama Hindu.
Bunga kacapiring dengan aroma wangi yang khas, dan sering dimanfaatkan sebagai bahan parfum ataupun pewangi ruangan, ternyata juga dapat dijadikan sebagai obat tradisional. Daun kacapiring bisa digunakan sebagai obat sariawan. Akar kacapiring dapat digunakan sebagai obat sakit gigi. Di Jepang, bahan pewarna dari kacapiring digunakan untuk pencelupan tekstil dan pewarna kue tradisional (wagashi) dan asinan lobak (takuan).
Kacapiring seperti dikutip dari herbal-supplements.knoji.com, merupakan ramuan obat yang telah digunakan oleh orang Tiongkok sejak zaman kuno. Bunga kacapiring dan bunga krisan dimasukkan ke dalam teh sebagai minuman herbal, yang dipercaya sebagai detoksifikasi, dan membantu menurunkan LDL, atau kolesterol jahat. Secara eksternal, gardenia digunakan untuk kulit inflamasi dan keseleo. Hal ini masih digunakan dalam pengobatan tradisional dari Vietnam, internal sebagai agen hemostatik.
Rohan Sharadanand Phatak dari Medical Sains Intitute Krishna Satara India, seperti dikutip dari researchgate.net, telah melakukan penelitian aktivitas farmakologi dan fitokimia dari ekstrak kacapiring, yang memiliki senyawa kimia aktif, yaitu geniposide, genipin, crocin, crocetin.
Kacapiring juga telah digunakan dalam berbagai aktivitas farmakologi, seperti anti-hiperglikemia, anti-aterosklerosis, anti-inflamasi, anti-arthritis, anti-kanker, anti-apoptosis, anti-oksidan, anti-angiogenik, anti-trombotik, kegiatan anti-mikroba dan lain-lain. Hasil eksplorasi kacapiring memiliki efek perlindungan melalui mekanisme yang beragam seperti untuk penyakit alzheimer, pelindung hati atau hepatoprotektif, pelindung pencernaan atau gastro, pelindung ginjal (nephro), juga pelindung kulit.
Raditya Arrdhi Sradhana dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya, meneliti potensi ekstrak kacapiring dalam menyembuhkan luka pada pencabutan gigi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak daun kacapiring efektif menurunkan ekspresi TNF alpha dan meningkatkan jumlah pembuluh darah yang akan membantu proses penyembuhan luka setelah pencabutan gigi.
Pemerian Botani
Kacapiring, seperti dikutip dari Wikipedia, adalah perdu tahunan dari suku kopi-kopian atau Rubiaceae. Bunganya berwarna putih dan sangat harum.
Kacapiring merupakan perdu tegak dengan tinggi 1-2 m. Batangnya berkayu, bercabang, ranting mudanya terlapis lilin, dengan warna hijau kecokelatan. Daun kacapiring berwarna hijau tua, berbentuk elips atau bulat telur sungsang, dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Tepi daun rata, permukaan daun licin dan mengkilap, dan bertangkai pendek. Daun berukuran panjang 4-13 cm dan lebar 2-5 cm.
Bunga kacapiring adalah bunga tunggal, bertangkai pendek, dan muncul dari ujung ranting. Bunga berwarna putih, tersusun atas hingga belasan helai, dan memiliki aroma wangi khas. Buahnya berbentuk bulat telur, berkulit tipis, dan memiliki banyak biji.
Meski tersebar hampir di seluruh Indonesia, bunga kacapiring bukanlah tanaman asli Indonesia. Diduga tumbuhan ini berasal dari Tiongkok dan Jepang. Kacapiring kemudian tersebar ke berbagai wilayah lain termasuk ke Indonesia pada pertengahan abad ke-18.
Nama ilmiah bunga kacapiring adalah Gardenia augusta. Tumbuhan dari famili Rubiaceae ini memiliki sederetan panjang nama sinonim, seperti Gardenia angustifolia Lodd, Gardenia jasminoides Ellis, Gardenia grandiflora Lour, dan Gardenia longisepala (Masam.). Nama Gardenia jasminoides, memiliki arti "seperti melati", walaupun tidak ada hubungan dengan marga jasminum (melati).
Dalam bahasa Inggris, bunga ini dikenal sebagai gardenia dan cape jasmine. Sedang di beberapa daerah di Indonesia kacapiring dikenal sebagai raja puteh dan meuleu bruek (Aceh), kacapiring (Sunda, Melayu), ceplok piring, cepiring, dan kacapiring (Jawa), jempiring (Bali), dan sang klapa (Maluku).
Manfaat Herbal Kacapiring
Beberapa efek kuratif dari bunga kacapiring tidak diragukan lagi. Hasil dari banyak phytochemical ditemukan dalam pigmen warna buah dan bunga kacapiring. Kacapiring mengandung karotenoid termasuk crocin dan crocetin, juga ditemukan pada spesies tanaman crocus. Crocin dan crocetin, merupakan komponen utama dari antioksidan atau pengikat radikal bebas, dan menurut penelitian in vitro, mengurangi atau menghambat pertumbuhan kanker.
Ekstrak kacapiring juga mengandung bahan kimia yang disebut genipin. Para peneliti di Harvard Medical School menemukan bahwa genipin menghambat fungsi enzim yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Tim peneliti Jurusan Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, seperti dikutip dari eprints.uad.ac.id, telah menguji efek antihiperglikemik ekstrak etanol daun kaca piring pada tikus putih jantan galur wistar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kacapiring dosis 500 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB dapat berefek menurunkan kadar glukosa darah sebesar 58,97 persen dan 80,60 persen dibanding glibenklamid dosis 1,35 mg/kgBB yang dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 73,93 persen.
Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Dewi Wijayanti Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun kaca piring terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih. Diperoleh hasil bahwa ekstrak daun kaca piring dengan dosis 2 g/kgBB memberikan efek penurunan kadar glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dosis lainnya.
Tim peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Bengkulu, meneliti uji efektivitas minyak atsiri daun kacapiring sebagai bahan repellent elektrik cair terhadap nyamuk Aedes aegypti. Hasilnya terbukti minyak atsiri daun kacapiring dapat digunakan sebagai repellent nyamuk Aedes aegypti. Konsentrasi efektif pada uji efektivitas minyak atsiri daun kacapiring sebagai bahan aktif repellent elektrik cair terhadap nyamuk Aedes aegypti yaitu sebesar 2010,67 ppm.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...