Kadin: Indonesia Perlu Restrukturisasi Ekonomi Berbasis Industri
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berpendapat bahwa selain dikeluarkannya rangkaian paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah, Indonesia juga perlu memulai restrukturisasi ekonomi berbasis industri untuk menangani gejolak ekonomi yang terjadi saat ini.
"Struktur ekonomi baru itu harus berbasiskan industri," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan Perkasa Roeslani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, hari Sabtu (3/10).
Ia menuturkan bahwa langkah serupa telah berhasil dilakukan oleh India yang saat ini memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi hingga sempat melampaui Tiongkok pada triwulan I tahun 2015 sebesar 7,5 persen.
"Kuncinya adalah industri manufaktur yang telah dipersiapkan sebagai mesin ekonomi India sebelumnya. Kemudian, India juga melakukan diversifikasi produk dan diversifikasi ekspor," kata Rosan.
Ekspor India saat ini, kata dia, tidak hanya berupa produk manufaktur teknologi rendah seperti produk tekstil dan perhiasan. India juga telah memasarkan produk teknologi sedang seperti komponen otomotif dan permesinan serta teknologi tinggi seperti produk elektronik dan komunikasi.
Jika negara tujuan ekspor Indonesia didominasi oleh 10 negara, India jauh lebih variatif. Selain telah lama hadir di pasar Asia, Eropa, dan Amerika Utara, produk-produk India saat ini juga cukup dominan di pasar Afrika dan Amerika Selatan.
"Kita dapat merintis basis industri dengan membangun dan mendukung `local champion’, yaitu produk atau merek lokal unggulan yang menjadi andalan dan bisa masuk ke pasar global," kata Rosan.
Untuk mendorong terangkatnya produk lokal unggulan di berbagai provinsi di Indonesia, calon Ketua Umum Kadin Indonesia itu menyalurkan bantuan pembiayaan bagi pelaku UKM potensial, salah satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Untuk provinsi DIY, kami telah melakukan Klinik Bisnis bagi UKM pada 3 September 2015 lalu. Setelah melalui tahap seleksi, kami telah memilih dua UKM yang layak menjadi mitra permodalan PT Palapa Nusantara Berdikari," kata Rosan.
Kedua unit usaha tersebut yaitu Gerobak Karto Wangunkarso yang merupakan usaha produksi gerobak dan Ragam Griya dengan bidang usaha retail batik.
Perwakilan karyawan Gerobak Karto, Aris Ariyadi, menyambut baik suntikan modal sebesar Rp 150 juta dari PT Palapa.
"Saya tidak mengenal Pak Rosan, saya bukan anggota Kadin, makanya saya terkejut karena dipilih sebagai penerima bantuan modal," kata Aris yang menjalankan usaha produksi gerobak bersama 10 orang rekannya.
Kegiatan PT Palapa sendiri telah berlangsung di 26 provinsi. Klinik bisnis terbaru digelar di Provinsi Bangka Belitung pada 30 September 2015. Sementara dua UKM di Yogyakarta adalah penerima bantuan modal terbaru.
Beberapa mitra binaan PT Palapa yang telah sukses memasuki pasar mancanegara antara lain CV Tamita Takengon (produsen kripik buah dan kopi asal Sumut), PT Bintang Bengkulu Lestari (eksportir asinan jahe merah asal Bengkulu), CV Haryono Lombok (pengekspor produk kerajinan tangan ke Eropa), dan CV Sandi Putera (eksportir pupuk kalium organik). (Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...