Kadin: Investasi di Surabaya Capai Rp 16 Triliun
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya mencatat pada triwulan III 2015 realisasi investasi di Kota Surabaya mencapai Rp 16 triliun dengan target akhir tahun sebesar Rp 28 triliun.
Ketua Kadin Surabaya, Jamhadi, mengatakan selama 2014 realisasi investasi di Kota Pahlawan mencapai Rp 19 triliun, sedangkan pada 2013 realisasi tercatat sebesar Rp 21 triliun.
"Hampir 40 persen realisasi investasi mengucur ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran," kata Jamhadi di Surabaya, hari Rabu (30/12).
Menurut dia, ketiga sektor tersebut saat ini terus bertumbuh, sedangkan sisanya banyak berasal dari sektor properti atau real estate. Untuk Surabaya dalam beberapa tahun terakhir ini yang banyak peminatnya adalah bisnis properti.
Hal ini, lanjut dia, ditandai banyak proyek-proyek yang sudah dan sedang dikerjakan, baik itu hotel, apartemen ataupun pusat perbelanjaan. Belakangan properti yang mulai dikerjakan adalah superblock.
"Saya tetap optimistis akhir tahun ini target realisasi investasi dapat dicapai," katanya.
Direktur Utama PT Tata Bumi Raya ini mengatakan saat ini Pemkot Surabaya tengah berupaya meningkatkan sejumlah infrastruktur penunjang guna menggeliatkan iklim investasi di kota berpenduduk 2,9 juta jiwa ini.
Seperti halnya di Middle East Ring Road (MERR), Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT), Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB), frontage road (FR) Jalan Ahmad Yani dan juga terowongan di Jalan Mayjen Sungkono.
"Infrastruktur ini akan sangat mendukung arus investasi di Surabaya. Apalagi sebentar lagi MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) akan diterapkan," katanya.
Jamhadi berpendapat untuk menggairahkan investasi, Pemkot harus melirik sektor-sektor baru, terutama sektor pariwisata. Ia yakin sektor ini akan mampu berkontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Pemkot sepertinya juga sudah melakukan hal tersebut, di antaranya dengan membangun jembatan Kenjeran.
"Sayangnya yang digarap hanya di daerah Kenjeran. Mangrove di Wonorejo itu juga sepertinya bagus juga untuk dikembangkan. Jadi kawasan timur yang digarap itu menyeluruh. Kemudian Jalan Tunjungan itu juga harus dihidupkan lagi sebagai kawasan wisata," harapnya.
Terkait Jalan Tunjungan, Jamhadi menilai jalan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Jalan Tunjungan memiliki sejarah yang kuat bagi warga Surabaya sebagai kawasan jalan-jalan pada zaman dulu.
Untuk menghidupkan Jalan Tunjungan, lanjut dia, Pemkot harus melibatkan pengelola bangunan yang berdiri di sekitar jalan tersebut.
"Pemkot harus menganjurkan pengelola bangunan, yang sebagian digunakan untuk kegiatan bisnis, membuka usaha hingga malam hari. Saat ini kan kalau sore sudah tutup," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi Sapoetra, mengatakan Pemkot Surabaya saat ini gencar memberikan kemudahan pelayanan perizinan serta memperbaiki infrastruktur jalan untuk menarik minat investasi terutama di sektor perdagangan dan jasa.
Pemkot sendiri sudah mencanangkan diri sebagai kota Perdagangan dan Jasa (Perjas) sehingga pendirian pabrik baru di Surabaya dilarang.
"Komposisi investasi di Surabaya saat ini adalah 20 persen dari penanaman modal asing (PMA) dan 80 persen merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN)," katanya. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...