Kadin: Pendidikan Tinggi Sistem Rangkap Perlu Dikaji
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Umum Bidang Telematika, Penyiaran, dan Ristek Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Ilham Habibie mengatakan, penerapan pendidikan tinggi sistem rangkap perlu mendapatkan kajian.
"Tanggung jawab dari `dual system` ini adalah di kelompok industri dan perguruan tinggi, tetapi kebijakan utamanya tetap di industrinya," kata Ilham dalam diskusi mengenai pendidikan tinggi di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (17/11).
Pendidikan tinggi sistem rangkap (dual education system), merupakan pendidikan yang memberikan kelas vokasi sekaligus magang di sebuah perusahaan. Ilham mengatakan sistem tersebut belum terlalu dikenal di Indonesia.
Dia memberikan penjelasan mengenai penerapan pendidikan tinggi sistem rangkap di Jerman, salah satu negara yang memiliki reputasi bagus terkait penerapan sistem tersebut.
Penguatan peran kelompok industri merupakan faktor penting dalam keberhasilan sistem tersebut. Di Jerman, kurikulum sistem pendidikannya dibuat oleh Kadin Jerman (Deutscher Industrie- und Handelskammertag/DIHK).
"Kalau di kita, industri kurang diberi peran dan tanggung jawab seperti di Jerman," kata Ilham.
Menurut dia, dampak yang dapat diperoleh dari keberhasilan menerapkan pendidikan tinggi sistem rangkap adalah, terciptanya lulusan perguruan tinggi yang memiliki kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan industri, terutama yang sesuai dengan strategi pengembangan industri nasional.
Sementara itu, Kasubdit Pengakuan Kualifikasi Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Dharnita Chandra mengatakan, pihaknya pernah memberikan hibah untuk mewujudkan pendidikan tinggi sistem rangkap, namun hasilnya belum optimal.
"Dalam `dual system`, masing-masing perguruan tinggi diharapkan mempunyai keunggulan tinggi masing-masing," kata dia.
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sendiri saat ini sedang mendorong perguruan-perguruan tinggi mengembangkan pendidikan vokasi yang berbasis teknologi.
Pendidikan vokasi atau program diploma adalah, program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi untuk mempersiapkan tenaga yang dengan keahlian dan keterampilan di bidang tertentu, siap kerja, dan mampu bersaing secara global.
"Kami sekarang lebih fokus ke pengembangan vokasi, menyusun kompetensinya dan capaian pembelajaran," kata Dharnita.
Dia mendorong kerja sama dan sinergi antara kelompok industri dan perguruan tinggi, mengingat salah satu kendala yang dihadapi universitas adalah kesulitan menemukan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...