Kampung KB, Bangkitkan Program KB
CIREBON, SATUHARAPAN.COM – Presiden RI Joko Widodo, menginstruksikan kepada Gubernur serta Bupati/Walikota di seluruh Indonesia, untuk mencanangkan dan membentuk Kampung Keluarga Berencana (KB) di daerah masing-masing, terutama di wilayah terpencil, tertinggal, wilayah padat penduduk, perbatasan, dan daerah-daerah lain yang Program KB-nya belum berhasil.
Hal ini disampaikan Presiden RI, saat mencanangkan Kampung KB di Dusun Jenawi, Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, seperti dikutip dari rilis bkkbn.go.id baru-baru ini.
Setelah pencanangan Kampung KB oleh Bapak Presiden di Cirebon, selanjutnya akan diikuti peresmian kegiatan Kampung KB pada 524 Kab/Kota di seluruh Indonesia.
Pemilihan sasaran yang menjadi Kampung KB, dilakukan melalui analisa data dengan perhatian kepada rendahnya indikator Program KB, pertumbuhan penduduknya kurang terkendali, pelayanan KB yang belum optimal, pencapaian pembangunan keluarga melalui 8 fungsi keluarga juga belum optimal, sehingga desa/kelurahan/kampung/dusun yang terpilih tampak jumlah anak per-Pasangan Usia Subur di atas 3 orang, bahkan ada yang 10 orang, kepesertaan ber-KB rendah dan sarana kehidupan keluarga tampak masih tertinggal,” kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty saat menyampaikan laporannya di acara Pencanangan Kampung KB oleh Presiden RI yang juga dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan para Menteri.
Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam Kampung KB antara lain, optimalisasi pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan hingga 1.000 hari pertama kehidupan, perencanaan kehamilan yang baik sejak pranikah dan selama bayi dalam kandungan, menurunkan angka fertilitas melalui pelayanan KB yang bermutu, merata, dan dapat diakses oleh seluruh keluarga, mengembangkan kualitas keluarga melalui Bina Keluarga Balita (BKB) Holistik Integratif, Bina Keluarga Remaja (BKR), Generasi Berencana, dan Bina Keluarga Lansia (BKL), serta merevitalisasi Posyandu.
Istilah Kampung KB, secara generik diartikan, setiap daerah bisa menggunakan istilah sesuai dengan kearifan lokalnya. Seperti misalnya Nagari KB di Padang, Lorong KB di Makassar dan lain-lain. Walaupun istilahnya Kampung KB, tetapi yang dimaksud didalamnya adalah pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga.
Pelaksanaan program KB di desa, dusun dan kampung pada era reformasi ini tampak kurang bergairah. Akibatnya banyak keluarga merasa bangga memiliki banyak anak, dan banyak diantaranya berasal dari keluarga miskin yang kebanyakan, karena rendahnya ekonomi pada keluarga tersebut, kualitas dan masa depan anak-anaknya terbengkalai.
Padahal pembangunan nasional harus didukung dengan ketersediaan SDM yang berkualitas. SDM dimaksud tentu berawal dari keluarga yang peduli kualitas. Kondisi ini harus menjadi perhatian serius. Ke depan, Program KB harus mampu menjawab masalah dan tantangan ini. Strategi Program KB harus lebih diarahkan pada wilayah-wilayah terpencil, tertinggal, padat penduduk, dan daerah-daerah miskin serta kepada keluarga-keluarga yang memiliki jumlah anak banyak. Kampung KB diharapkan dapat menjadi salah satu contoh dalam menjawab masalah dan tantangan tersebut.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...