Kantor Pos AS Terbitkan Prangko Tahun Baru Imlek
HONOLULU, SATUHARAPAN.COM — Kantor Pos Amerika (US Postal Service) menerbitkan prangko khusus untuk merayakan Tahun Baru Imlek tanggal 16 Februari.
Peluncuran prangko tahun anjing itu dilakukan di Honolulu, Hawaii, dimeriahkan atraksi barongsai. Dirancang oleh seorang pelukis Tionghoa, Kam Mak, yang tinggal di Kota New York, prangko itu melukiskan tiga tangkai bambu (lucky bamboo) yang melambangkan keberuntungan.
“Dalam tradisi Tionghoa, tiga bambu keberuntungan itu yang pertama melambangkan berkat dan keberuntungan, kedua, umur yang panjang, dan ketiga adalah kekayaan. Saya juga menyisipkan karakter ‘Fu’ dan itu berarti berkat dan keberuntungan,” kata Kam Mak, seperti dilansir VOA News.
Seniman Hawaii, almarhum Clarence Lee merancang prangko Tahun Baru Imlek seri pertama, pada tahun 1992, yang menampilkan binatang-binatang dalam zodiak Tionghoa. Pada tahun 2008, Kam Mak ditugaskan oleh Kantor Pos Amerika, untuk mulai merancang seri kedua, yang menyoroti beberapa adat dan tradisi Imlek sepanjang masa. Prangko tahun anjing juga menyertakan sketsa anjing asli Lee di sudut kiri atas.
Di antara prangko rancangannya, Mak mengakui favoritnya adalah prangko yang diluncurkan tahun 2010, tahun Macan, menampilkan bunga narcissus. Mak terinspirasi dari neneknya, yang menanam bunga itu dengan perhitungan yang matang sehingga berbunga tepat pada masa-masa Tahun Baru Imlek.
Berimigrasi dari HongKong
Keluarga Mak berimigrasi dari Hong Kong ke Amerika pada tahun 1971, sewaktu ia berusia 10 tahun. Ayahnya bekerja keras sebagai pencuci piring di restoran China dengan gaji rendah untuk membiayai keluarganya, dan ibunya bekerja di sebuah toko swalayan di Pecinan. “Mereka bekerja enam hari dalam seminggu, selama 12 jam,” Mak mengenang.
Mak yang berjuang untuk belajar bahasa Inggris, dibesarkan sewaktu gang-gang Tionghoa merajalela di daerah Pecinan (Chinatown) di Kota New York. Ia bersyukur bisa ikut sebuah City Art Workshop atau Lokakarya Seni di kota itu, yang mendorong remaja di kota itu untuk mendalami seni. Pada waktu itulah ia menemukan bakatnya.
Sekarang pada usia 50-an, Mak tinggal di Brooklyn, dan mengajar melukis di Fashion Institute of Technology New York. Ia juga membuat ilustrasi untuk banyak buku dan menyusun sebuah buku bergambar yang berjudul My Chinatown: One Year In Poems.
Melalui sebuah organisasi bernama Behind the Book, Mak membimbing para pemuda dan berbagi pengalaman tentang masanya menjadi dewasa di Chinatown.
“Dan banyak dari anak-anak ini sebagian besar adalah anak-anak Hispanik dan keturunan Afrika Kota New York. Saya memberi kuliah di Brooklyn dan di Harlem, jadi selain membacakan buku, saya membawa mereka ke Chinatown sehingga mereka merasakan semua hal yang saya alami ketika saya dibesarkan. Ini sangat menarik bagi anak-anak ini, karena semua yang mereka lihat baru bagi mereka. Saya hanya ingin membangkitkan imajinasi dan ingin agar mereka belajar tentang budaya lain, selain apa yang mereka ketahui dari lingkungan sendiri,” kata Mak.
Setiap kali berbicara pada acara-acara komunitas, Kam Mak mengatakan ia berharap bisa mengilhami orang, agar mereka bangga dengan jati diri mereka, dan tidak merasa malu kalau diri mereka berbeda. (VOA News)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...