Kapal-kapal Greenpeace akan Berlayar Mengatasi Krisis Polusi Plastik Global
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Perusahaan-perusahaan telah menciptakan monster plastik. Lebih dari 90 persen plastik yang pernah diproduksi belum didaur ulang, namun perusahaan malah memiliki rencana untuk meningkatkan produksi kemasan plastik mereka secara drastis. Dengan rencana produksi plastik empat kali lipat pada tahun 2050, maka daur ulang tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini, demikian pernyataan Graham Forbes pemimpin Global dari Kampanye Masa Depan Tanpa Plastik di Greenpeace USA, yang dilansir situs greenpeace.org, pada Rabu (6/2).
Gerakan global untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan ini semakin besar. Graham mengatakan, "Lebih dari 3 juta orang telah bergabung dengan kami, untuk mendesak perusahaan berhenti mencemari planet dengan plastik sekali pakai. Dan bersama dengan lebih dari 1.400 mitra yang tergabung dalam gerakan global Break Free From Plastic, kami melakukan 239 kegiatan bersih-bersih di 42 negara untuk mengidentifikasi perusahaan pencemar terbesar."
Ia mengatakan, pada Oktober tahun lalu, Greenpeace International merilis laporan "Sebuah Krisis Kenyamanan (Crisis of Convenience)" berdasarkan survei kesebelas perusahaan produsen barang kebutuhan sehari-hari (fast-moving consumer goods) terbesar di dunia. Meskipun beberapa perusahaan ini secara terbuka telah menandatangani komitmen sukarela, dan tidak mengikat untuk mengatasi krisis, namun laporan tersebut mengungkapkan, tidak ada perusahaan yang disurvei memiliki rencana komprehensif untuk beralih dari kemasan sekali pakai saat ini. Sebaliknya, kebanyakan dari mereka justru berencana meningkatkan volume kemasan plastik yang mereka gunakan.
“Jadi, kami akan mengerahkan kapal-kapal Greenpeace; Rainbow Warrior dan Beluga, untuk menceritakan kisah global tentang di mana polusi plastik dimulai dan berakhir. Kami menggalang dukungan di seluruh dunia untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan ini, dan memastikan mereka merealisasikan komitmen dengan tindakan nyata. Karena kita tidak perlu lagi berbicara, yang kita perlukan sekarang adalah tindakan nyata dan segera untuk menghentikan polusi plastik pada sumbernya,” katanya.
Graham Forbes menambahkan, sudah waktunya bagi Nestle, Unilever, Coca-Cola, PepsiCo., Colgate, Danone, Johnson & Johnson, dan Mars untuk transparan tentang berapa banyak kemasan plastik yang mereka produksi dan membuat rencana konkret untuk menguranginya. Sudah waktunya bagi perusahaan-perusahaan ini untuk berinvestasi dalam cara-cara alternatif, dalam mendistribusikan produk mereka kepada kita dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Perusahaan-perusahaan ini telah menciptakan monster, dan kami tidak mau membiarkan monster plastik itu terus tumbuh. Kami membutuhkan rencana konkret untuk pengurangan, dan kami membutuhkannya sekarang. Kita perlu korporasi untuk menyingkirkan monster plastik itu,” katanya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...