Karena Sakit, Paus Batalkan Kunjungan ke Kongo dan Sudan Selatan
VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM-Paus Fransiskus menyapa anggota komunitas Kongo di Roma, menggunakan kata-kata dari bahasa ibu mereka pada hari Minggu (3/7) untuk mendoakan kedamaian dan sukacita bagi mereka selama upacara yang sangat semarak di Basilika Santo Petrus.
Paus Fransiskus, 85 tahun, seharusnya melakukan ziarah pada 2-7 Juli ke Kongo dan Sudan Selatan. Tetapi perjalanan itu dibatalkan bulan lalu karena sakit lutut yang terus-menerus yang menyebabkan Paus menggunakan kursi roda atau tongkat dalam beberapa pekan terakhir.
Rencana perjalanannya untuk perjalanan yang tertunda itu akan membuatnya berada di Kongo pada hari Minggu, merayakan Misa di bandara di ibu kota, Kinshasha.
Sebaliknya, sekitar 2.000 orang Kongo atau keturunan orang-orang dari Kongo bergabung dengan paus dalam Misa di Vatikan. Mereka bertepuk tangan ketika Fransiskus memulai homilinya dengan mengucapkan beberapa patah kata dalam bahasa Kongo.
Doa oleh umat beriman dibacakan dalam bahasa Swahili, Lingala, Tshiluba dan Kikongo, empat bahasa resmi negara itu.
“Seorang Kristen selalu membawa perdamaian,” kata Fransiskus, mencerminkan tema rekonsiliasi yang ia rencanakan untuk dijalin melalui ziarahnya ke Afrika.
Pakaian berwarna-warni dan nyanyian yang bersemangat dari para jemaah membuat kontras yang tajam dengan pakaian yang sering muram dan nyanyian rohaniwan, biarawati dan orang-orang setia di banyak upacara basilika.
Sehari sebelumnya, Fransiskus mengirim pesan video kepada orang-orang dan para pemimpin Kongo dan Sudan Selatan yang mendesak mereka untuk membangun jalan baru rekonsiliasi, perdamaian dan pembangunan. Dia menyatakan kekecewaannya karena dia tidak dapat melakukan perjalanan bulan ini tetapi berjanji untuk mengunjunginya sesegera mungkin.
Dalam homili hari Minggunya, Paus memperbarui semangatnya. “Hari ini, saudara dan saudari terkasih, marilah kita berdoa untuk perdamaian dan rekonsiliasi” di Kongo, kata Paus Fransiskus. Dia menggambarkan negaranya, yang merupakan salah satu yang termiskin di dunia meskipun memiliki kekayaan sumber daya alam, sebagai “begitu terluka dan dieksploitasi.” (AP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...