Karnaval Anak Kreatif Jakarta: Gerakan Kebudayaan Orang Muda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah orang muda berparade dari Galeri Nasional menuju Tugu Tani dan berakhir di Plaza Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta sejak pukul 15.00 WIB pada Sabtu (24/11).
Sejumlah penampilan dipentaskan mengawali parade di Galeri Nasional. Kemudian perjalanan parade diiringi penampilan legenda nusantara dalam bentuk gerak dan lagu hingga berakhir di Plaza Teater Jakarta TIM. ‘Legenda nusantara’ merupakan tema dari karnaval anak kreatif Jakarta dan parade itu menjadi bagian dari kegiatan itu. Kegiatan itu diadakan Sanggar Akar bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, dan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ -TIM).
Direktur Sanggar Anak Akar Susilo Adi Negoro ketika diwawancara satuharapan.com menyebutkan bahwa 18 komunitas terlibat dalam karnaval. Di antaranya berasal dari Jakarta, Bogor, Lereng Pegunungan Menoreh, Lereng Gunung Sumbing, Klaten, Jember, dan Raja Ampat Papua. Karnaval dengan peserta orang muda berusia 14 hingga 18 tahun ini dirancang untuk mendorong kreatifitas anak-anak dalam komunitas-komunitas. Juga membuka ruang ekspresi serta sebagai alternatif model gerakan kebudayaan.
Orang Muda dalam Gerakan Kebudayaan
Susilo Adi Negoro menilai orang muda perlu diangkat dalam gerakan kebudayaan. Karena potensi anak muda itu belum sepenuhnya dimunculkan atau muncul. Banyak bakat yang muncul itu merupakan kreativitas yang lebih dikembangkan dari adopsi kesenian dari luar. Kesenian dari luar bukannya tidak baik, tetapi lebih budaya lokal dan nasional dapat juga dikembangkan sebagai suatu kreativitas dan dapat juga menjadi ikon.
Acara di Plaza Teater Jakarta TIM menjadi klimaks karnaval dengan pertunjukan di atas panggung dengan permainan perkusi, tari, instrumen tradisional, dan nyanyian. Sementara di sekitar plaza ada stand-stand yang menjajakan produk seni, budaya, pemikiran, hingga pertanian dari komunitas-komunitas yang terlibat.
Susilo Adi Negoro mengatakan bahwa gerakan kebudayaan hanya soal seni dan budaya saja. Tetapi ini merupakan sesuatu yang terintegrasi dengan elemen lainnya, seperti soal pertanian dan kedaulatan pangan.
Karnaval anak kreatif Jakarta merupakan even tahunan Sanggar Akar. Komunitas ini berdiri pada 22 November 1994. Pada ulang tahun yang ke-19 ini, komunitas yang memfokuskan diri pada komunitas anak yang terpinggirkan mencoba menjembatani situasi anak dan perbedaannya dengan suatu gerakan kebudayaan.
“Ini menjadi ruang yang mempertemukan bahwa perbedaan itu ternyata tidak ada persoalan. Kalau ada persoalan itu pasti ada embel-embel, kepentingan-kepentingan. Kalau kita pakai yang namanya gerakan kebudayaan, seni, maka seni itu universal. Tidak ada sekat. Seni anak pun juga gak ada sekat.” Kata Susilo Adi Negoro.
Lanjutnya, “Fokus kami kepada anak-anak yang terpinggirkan. Ini memang visi dan misi kami untuk mengembangkan model-model alternatif pendidikan di komunitas-komunitas.”
Editor : Bayu Probo
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...