Kartu Sakti Tak Berhubungan dengan Kenaikan BBM
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Pramono Anung Wibowo menegaskan “kartu sakti” Presiden Joko Widodo tidak berhubungan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Kenaikan BBM ini tidak ada kaitannya dengan kartu ini. Itu janji beliau jauh-jauh hari," kata Pramono di Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11). Kartu sakti yang dimaksud adalah Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar yang belum lama ini diluncurkan oleh Jokowi.
Karena, menurut dia, kenaikan harga BBM terjadi sebulan setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden RI. Pramono juga mengungkapkan Jokowi tentu telah memiliki perhitungan sendiri mengapa hal itu harus sampai terjadi.
"Kalau Jokowi menaikkan harga dalam waktu dekat ini, itu karena ada hal yang kurang baik di ruang fiskal kita untuk mendukung pertumbuhan yang lain," kata dia.
Jokowi, lanjut Pramono, juga sudah siap menghadapi sikap masyarakat yang menganggap bahwa kebijakannya kali ini kurang pro rakyat. Hanya saja, ia menegaskan, yang perlu dipahami adalah dampak pertumbuhan pembangunan pasca kenaikan harga BBM sekarang.
"Kalau kebijakan ini dianggap tidak populer tentu itu merupakan risiko yang harus ditanggung. Kalau tidak, maka multiplier effectnya besar jika harga BBM tidak dinaikkan," ujar politisi senior PDI Perjuangan itu.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...