Kasih Mengalahkan Vandalisme Anti Muslim di Calgary
CALGARY, SATUHARAPAN.COM - Bagi sebagian masyarakat Kanada, kehadiran pengungsi dari Suriah ditanggapi dengan penuh kecemasan tetapi juga kemarahan. Bahkan ada yang melampiaskannya dengan aksi vandalisme lewat grafiti yang menyebarkan kebencian di stasiun kereta, seperti yang terjadi di kota Calgary, Kanada, pada hari Kamis malam (3/12) lalu.
Vandalisme di stasiun kereta tersebut telah menggemparkan seluruh kota. Kata-kata bernada rasis dan bermusuhan bertebaran secara tertulis di berbagai sudut stasiun. Bahkan mobil di tempat parkir pun tidak luput. Kata-kata bernada permusuhan itu sangat ekstrem mengungkapkan pesan menghina pengungsi, masyarakat Suriah dan terutama Islam. Sebagian grafiti itu bahkan berbunyi anjuran untuk membunuh Muslim
Polisi telah menangkap dua orang yang diduga pelakunya. "Sangat jelas, motivasinya adalah kebencian," kata Sersan Eric Levesque dari Kepolisian Calgary, kepada CBCNews Calgary, yang melansir berita ini Jumat (4/12).
Namun, aksi kepolisian ini hanya sebagian dari cara mengalahkan vandalisme bermotif kebencian itu. Yang tidak kalah menarik dan menjadi perhatian luas media, adalah aksi tebar pesan kasih yang dilakukan oleh sekelompok anak-anak muda Calgary.
Pada hari Jumat (4/12) pagi-pagi sekali mereka segera pergi ke Stasiun CTrain Tuscany, tempat grafiti buruk itu bertebaran. Mereka membawa kertas merah ukuran raksasa berbentuk hati. Di kertas itu, mereka menuliskan pesan kasih dari berbagai tokoh dunia, mulai dari Martin Luther King Jr, Nabi Muhammad dan bahkan PM Kanada yang baru, Justin Trudeau. Kertas-kertas itu dimaksudkan untuk menutup kata-kata kotor akibat vandalisme semalam sebelumnya.
Bilal Sher berada di antara kelompok muda warga Calgary itu.
"Kami muncul untuk menutupi kata-kata kebencian dengan poster-poster mengagumkan ini dan memastikan bahwa para penumpang kereta tidak sempat melihat sesuatu yang mengerikan pada pagi harinya," kata Sher dalam posting Facebook-nya, yang kemudian dikutip oleh Global News Calgary.
Nadir Khan, pemuda Calgary lainnya yang ikut dalam aksi itu, mengatakan para penumpang kereta tampak senang melihat poster yang mereka bawa.
"Mereka benar-benar senang bahwa kami melakukan hal itu," kata Khan. "Kami mencoba untuk membalikkan tindakan yang terjadi kemarin."
"Kita bukan sekadar sedang menjadi orang Kanada ketika menyambut pengungsi atau dengan menerima semua agama yang berbeda ke dalam masyarakat kita ... kita sedang menjadi sesama manusia," kata Alina Bertolesi yang turut dalam aksi tersebut.
Bilal Sher bercerita ia dan teman-temannya sebetulnya sudah mendatangi stasiun pada Kamis malam. Ketika itu, mereka menemukan bahwa para petugas kepolisian telah membersihkan stasiun itu dari grafiti buruk tersebut.
Awalnya, mereka ingin menutupi grafiti tak beradab tersebut dengan poster yang mereka bawa yang berisi pesan kasih. Tetapi karena untuk melakukan itu mereka harus mendapat izin dari stasiun, mereka memutuskan datang keesokan paginya.
Mereka disarankan tidak menempel poster-poster yang mereka bawa, tetapi cukup dengan berdiri dan memeganginya.
"Mungkin poster-poster ini akan mencerahkan hari seseorang dan memberi mereka sesuatu yang positif untuk dipikirkan," kata dia.
Nadir Khan, membawa poster bertuliskan kata-kata dari Martin Luther King Jr yang berbunyi, "Kasih merupakan satu-satunya kekuatan yang mampu mentransformasi musuh menjadi sahabat." Ia berharap dirinya dan kawan-kawan menaklukkan kebencian dengan sesuatu yang lebih kuat.
Brian Durochers, salah seorang korban vandalisme --mobilnya dirusak -- berkata ia kesal dengan aksi kebencian yang dilakukan oknum-oknum anti pengungsi. Tetapi ia juga mengakui mendapat kejutan menyenangkan. Ketika ia membawa kendaraannya untuk diperbaiki keesokan harinya, bengkel mobil yang ia tuju --Craftsman Collision di Royal Oak -- menawarkan layanan gratis untuk memperbaiki mobilnya.
Ia sempat terkejut oleh layanan tersebut, namun kemudian ia gembira karena semakin yakin bahwa sebagian besar warga Calgary adalah orang-orang baik.
Aksi vandalisme di stasiun kereta ini, menurut Levesque, merupakan tipe kejahatan yang tidak boleh didiamkan karena mempengaruhi hajat hidup orang banyak . Setiap hari puluhan ribu orang datang dari berbagai komunitas untuk menumpang kereta. Dan aksi vandalisme tersebut pasti mempengaruhi mereka.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...