Kasus COVID-19 Melonjak, Hong Kong Mungkin Berlakukan Lockdown
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM-Hong Kong melaporkan rekor baru kasu CDOVID-19 sebanyak 34.466 pada Senin (28/1) dan kasus kematian terus meningkat, ketika pihak berwenang menilai kemungkinan diberlakukan penguncian kota.
Hong Kong bergulat dengan lonjakan virus corona yang didorong terutama oleh varian Omicron. Kasus harian meningkat lebih dari empat kali lipat dari sepekan yang lalu, ketika kota itu melaporkan lebih dari 7.500 infeksi.
“Setiap tiga hari sekali, jumlah kasus akan berlipat ganda,” kata Albert Au, petugas medis dan kesehatan utama dari Pusat Perlindungan Kesehatan kota selama pengarahan virus harian. “Kami pikir jumlahnya akan terus meningkat.”
Kota itu juga melaporkan 87 kematian pada Senin, termasuk 67 orang yang tidak divaksinasi.
Otoritas kesehatan mengatakan pemerintah dapat menerapkan langkah-langkah yang mungkin melibatkan "meminta orang untuk tinggal di rumah," dan masih harus dilihat apakah itu akan dilakukan melalui undang-undang atau cara lain.
Menteri Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan, mengatakan selama program radio hari Senin bahwa pemerintah "masih mendiskusikan" masalah penguncian untuk mengurangi arus orang dan memaksimalkan efektivitas pengujian massal.
Pejabat Hong Kong pekan lalu mengumumkan pengujian universal seluruh kota yang dijadwalkan pada bulan Maret, dengan lebih dari tujuh juta penduduk kota diharuskan menjalani pengujian tiga kali.
Beberapa supermarket memiliki rak-rak yang kosong karena penduduk menimbun kebutuhan sehari-hari setelah desas-desus beredar di media sosial bahwa ada pemungutan suara di legislatif untuk mengunci kota selama sepekan. Namun legislatif membantah bahwa masalah seperti itu sedang dibahas.
“Sekretariat Dewan Legislatif (LegCo) mengetahui berbagai rekaman suara dan pesan teks yang tersebar luas di masyarakat, mengklaim bahwa LegCo sedang menjalani pekerjaan legislatif dan menghitung suara untuk memberlakukan penguncian yang melarang anggota masyarakat meninggalkan rumah selama tujuh hari, ” katanya dalam sebuah pernyataan, Senin.
“Sekretariat mengklarifikasi hari ini (28 Februari) bahwa LegCo dan komitenya belum melakukan diskusi tentang masalah ini, dan menegaskan kembali bahwa semua pertemuan LegCo terbuka, transparan, dan disiarkan langsung.”
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, yang mengunjungi Pelabuhan Teluk Shenzhen pada Senin malam untuk menyambut sekelompok ahli dari daratan ke kota itu, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah masih menilai apakah penguncian akan diterapkan untuk mencegah penduduk meninggalkan rumah mereka selama pengujian massal yang akan datang.
Lam sebelumnya mengatakan penguncian di seluruh kota tidak realistis karena kelompok-kelompok tertentu masih perlu keluar dan bekerja selama epidemi.
Pihak berwenang telah memperpanjang langkah-langkah jarak sosial, seperti larangan makan di restoran setelah jam 18:00 sore, hingga April dan memajukan liburan musim panas untuk siswa hingga Maret sehingga sekolah dapat diubah menjadi pusat pengujian, fasilitas isolasi, dan tempat vaksinasi. Siswa yang liburannya dimajukan kemungkinan besar akan bersekolah selama musim panas, meskipun sekolah internasional di kota tidak terpengaruh.
Hong Kong telah melaporkan 205.780 infeksi sejauh ini, dengan 744 kematian. Hampir 94% dari total jumlah kasus kota berasal dari gelombang saat ini. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...