Kasus Masjid Bitung, Warga: Tak Ada Penolakan Semua Damai
MANADO, SATUHARAPAN.COM – Berita aksi penolakan pembangunan Masjid Asy-Syuhada di Kompleks Aer Ujang, Kelurahan Girian Permai, Kecamatan Giti, Kota Bitung, mendapat tanggapan dari warga setempat. “tidak ada pembongkaran karena bangunannya saja tidak ada,” kata warga.
Kabar itu disampaikan melalui media sosial, Tonny G Tanos—pendeta di Gereja Indonesia di Maryland, Amerika Serikat mendapat kabar dari temannya yang tinggal di Bitung. “Dear Pak Tonny ... tidak ada pembongkaran atau perusakan masjid di kota Bitung, bagaimana ada perusakan bangunannya saja tidak ada.” “Kira-kira 75 meter dari rencana pembangunan masjid tersebut, berdiri megah masjid yang bisa menampung ratusan jemaat,” ia menegaskan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pun berpendapat sama. Seperti dilansir manadosatunews.com, Gubernur Sulawesi Utara melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs John Palandung MSi dalam pertemuan bersama warga di kantor pemerintah Kota Bitung Senin (9/11) menegaskan tidak ada larangan dalam pembangunan rumah ibadat.
Palandung menegaskan pemerintah tidak pernah membuat larangan, tetapi mendukung pembangunan rumah ibadat demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih beriman dan bertakwa kepada sang Pencipta.
Bahkan Palandung menyebutkan, “Sulawesi Utara merupakan provinsi percontohan untuk kerukunan umat beragama, ini bukan masalah keagamaan, membangun rumah ibadah silakan, yang penting dalam koridor aturan. Kalau sudah sesuai aturan langsung diproses”
Asisten Pemerintah dan Kesra itu kemudian mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak pada 9 Desember.
“Masalah seperti ini rawan dipolitisasi, kita harus menanggapi dengan berpikir ke depan, keamanan dan kedamaian. Sebab, Sulawesi Utara adalah kunci. Selama ini merupakan barometer nasional,” kata Palandung. Turut hadir dalam Pertemuan tersebut Kapolda Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung, Danrem Sulawesi Utara Brigjen TNI Sulaiman Agusto SIP MM, juga Kabinda Sulut Laksamana Pertama Suwarno SE, Kepala Badan Kesbangpol Edwin Silangen SE MS, Karo Pemerintahan dan Humas Dr Jemmy S Kumendong MSi.
Adu Domba
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Hasyim Muzadi, menilai ratusan orang yang menghalangi pembangunan masjid merupakan cermin adanya yang berupaya mengadu domba lintas agama.
“Kejadian ini hendaknya membuka mata kita pada dua dimensi, tidak semata-mata dengan kejadian setempat, tetapi juga link gerakan-gerakan global yang memang ingin mengacaukan Indonesia, mengadu domba lintas agama,” kata Hasyim Muzadi di Gedung Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Nomor 62, Jakarta Pusat, hari Kamis (12/11).
Untuk kejadian itu, kata Hasyim Muzadi pekerjaan berat bagi Indonesia ini sebetulnya bukan hanya pekerjaan polisi, melainkan juga tugas Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengusutnya sampai tuntas. “Saya tidak tahu pekerjaan BIN ini cukup dana atau tidak untuk menyelidiki semua kejadian ini,” kata dia.
Berjaya di Kota Jakarta Pusat, Paduan Suara SDK 1 PENABUR Be...
Jakarta, Satuharapan.com, Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya Muhammad Mashabi Jakarta Pusat menjadi ...