Kaum Muda Bersuara dalam Konferensi Virtual WCC
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches / WCC) menyelenggaraka untuk pertama kali konfersni virtual bagi pemuda pada 12 Oktober lalu.
Konferensi yang bertema “Kehidupan Iman Anda” memberi kesempatan kepada pemuda di seluruh dunia untuk merefleksikan kepedulian mereka terhadap kehidupan kominitas, rermasuk keadilan ekosisten, migrasi dan perdamaian.
Konferensi ini adalah bagian dari persiapan sidang raya ke -10 WCC yang akan diselenggarakan di Busan, Korea Selatan 30 Oktober – 8 November mendatang. Tema sidang adalah “Allah Kehidupan, bimbing kami menuju keadilan dan perdamaian.”
Konferensi virtual itu diikuti oleh 500 peserta yang berusia 16 hingga 30 tahun. Peserta mendapatkan jarngan online dan mengungkapkan tentang masalah keadilan, ekosistem, migrasi dan perdamaian dalam komunitas mereka.
Dalam konferensi itu, peserta melakukan percakapan dalam “ruang online” dan jaringan satu dengan yang lain melalui halaman profile mereka.
Diskusi online menampilkan pembicara Uskup Agung Desmond Tutu dari Afrika Selatan, Christian Figueres, Daniel Grody, Elias Abramides, Mathew George Chunakara, Catharina Covolo, Peter Emberson, Joy Kennedy, Marcelo Leites, Malena Montanari, Jesse Mugambi, Olav Fykse Tveit dan Elsy Wakil.
“Konferensi virtual ini memberi kami kesempatan untuk memperkuat kemampuan kaum muda sebagai agen yang perkasa dalam karya penebusan Allah,” kata Jec Dan Borlando, anggota Echos WCC, sebuah komisi pemuda dalam gerakan ekumenis.
“Iman saya kepada Tuhan dan kehidupan yang mendorong saya untuk melayani pemuda dalam konferensi virtual ini, kata dia menambahkan.
Borlando yang mewakili Konvensi Gereja-gereja Baptis Filipina mengatakan, “ kondisi global kita saat ini memaksa kita untuk bertindak dengan cara baru yang radikal dan fundamental yang lebih baik.”
Christian Figueres, sekretaris eksekutif untuk Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, mendorong para peserta untuk proaktif dalam menanggapi masalah di konteks lokal mereka. Dia mengatakan bahwa sekarang adalah asaatnya untuk bertindak. Dia juga berbicara tentang solusi praktis yang dapat dilakukan individu untuk membantu masalah pemanasan global.
Tentang dapak dari konferensi virtual, Faautu Talapusi, pelaksana program WCC untuk Pemuda mengatakan bahwa konferensi ini merupakan cara untuk pemuda dengan latar belakang yang beragam untuk berkmpul. Mereka mewakili denominasi Kristen yang bervariasi dari seluruh wilayah di dunia.
“Ada peserta muda dari Afrika, Timur Tengah, Amerika Utara, Eropa, Asia, Pasifik dan Karibia. Mereka berbagi tentang tantangan pembangunan perdamaian yang berdampak bagi gereja dan komunitas mereka. Mereka juga berbagi pengalaman yang cukup kaya tentang bagaimana mereka berkontribusi terhadap upaya untuk keadilan dalam ekoslogi, dan menyikapi fenomena migrasi,” kata dia.
Talapusi mengatakan bahwa pemuda harus menjadi agen perubahan yang kuat untuk melakukan advokasi dalam konteks lokal mereka. “Melalui koneksi mereka di konferensi ini, kami percaya bahwa hal ini akan memperkuat kemampuan mereka untuk lebih peka secara sosial untuk keadilan dalam komunitas mereka.” (oikoumene.org)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...