KBRI Bern Gelar Pertunjukan dan Seminar Wayang Daring
BERN, SATUHARAPAN.COM-Kedutaan Besar Indonesia di Bern, Swiss, menyelenggarakan pertunjukan wayang dengan lakon “Rajamala” bertajuk “The Stories about the Life and the World" untuk masyarakat Swiss dan Liechtenstein pada hari Jumat (18/9).
Namun di masa pandemi ini, acara yang digelar sebagai diplomasi budaya Indonesia harus dikemas dalam format baru dan berbasis pada daring. Maka pertunjukan wayang dan seminar dari kerja sama KBRI Bern, Museum Rietberg di Zurich, dan Union Nationale della Marionette (UNIMA) Indonesia dilakukan secara virtual.
Lakon Rajamala yang didalangi Ki Catur Benyek Kuncoro sebagai adegan pembuka dari rangkaian seminar tentang wayang. Penonton disuguhi cerita tentang Rajamala yang membalaskan dendam ibunya, Sendang Watari. Dan lantunan gamelan pun dimainkan langsung dari Yogyakarta, Indonesia.
Peserta kemudian berdiskusi dengan tiga narasumber. Dubes Samodra Sriwidjaja, yang merupakan Presiden UNIMA Indonesia, menyampaikan beberapa filosofi wayang yang dihidupi oleh suku Jawa, serta beberapa jenis wayang yang hingga kini masih dimainkan.
Narasumber kedua, Dr. Johannes Beltz dari Museum Rietberg, menekankan bahwa wayang bukan sekadar benda mati dan kuno, melainkan sebuah penampilan yang hidup di tengah masyarakat Jawa.
Sedangkan Eva von Reumont, narasumber ketiga sekaligus kurator pameran wayang di Museum Rietberg, menyampaikan bahwa wayang merupakan bagian yang utama dan tidak terpisahkan dari kebudayaan Jawa.
Seminar pertunjukan wayang daring tersebut adalah upaya KBRI Bern untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia walaupun dalam situasi pandemi yang membuat hampir seluruh pertunjukan kebudayaan harus dibatalkan.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...