KBRI Damaskus Pulangkan 33 WNI ke Tanah Air
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus melakukan pemulangan kembali (repatriasi) warga Negara Indonesia (WNI) gelombang ke-275, di mana sebanyak 33 orang dipulangkan dari Suriah ke Indonesia via Bandara Beirut, Libanon.
Sebanyak 33 orang WNI yang merupakan pekerja migran itu dipulangkan pada Kamis (9/6), menurut keterangan pers KBRI Damaskus yang diterima di Jakarta, hari Senin (13/6).
Para pekerja migran Indonesia yang direpatriasi tersebut sebagian besar berasal dari Jawa Barat, sisanya berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan NTB.
KBRI Damaskus memulangkan 33 pekerja migran tersebut kembali ke Indonesia setelah segala permasalahan dan hak-haknya dengan majikan diselesaikan.
Dengan pemulangan sebanyak 33 WNI itu, saat ini di tempat penampungan (shelter) KBRI Damaskus masih terdapat 21 WNI yang diduga menjadi korban perdagangan manusia.
Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto menegaskan bahwa pemulangan atau repatriasi WNI merupakan program yang telah berlangsung sejak 2011 karena situasi keamanan di Suriah yang masih sangat mengkhawatirkan.
"Jadi para TKI juga tidak mungkin kontrak kerjanya diperpanjang lagi," ujar dia.
Dubes Djoko juga menyebutkan kebijakan pemerintah RI untuk menghentikan secara permanen pengiriman tenaga kerja untuk sektor perorangan ke seluruh negara di Timur Tengah.
Sementara Pejabat Protokol Konsuler KBRI Damaskus Makhya Suminar mengatakan bahwa sebanyak lima dari 33 WNI yang dipulangkan tersebut diduga kuat adalah korban perdagangan manusia, yang dikirim pasca moratorium penempatan TKI ke Suriah pada 2011.
Menurut dia, 33 WNI pekerja migran itu diduga menjadi korban perdagangan manusia karena tidak ada perjanjian kerja atau kontrak kerja, yang antara lain harus menyebutkan negara tujuan, besarnya gaji dan masa berlakunya kontrak atau perjanjian kerja.
"Mudah-mudahan segala urusan repatriasi WNI dan TKI berjalan dengan lancar dan diharapkan tidak ada lagi masuknya TKI ilegal ke Suriah, sehingga program repatriasi ini dapat segera selesai," ujar Makhya. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...